Apa Itu Gaya Dalam Ilmu Fisika
Gaya, di dalam ilmu fisika, adalah interaksi apapun yang dapat menyebabkan sebuah benda bermassa mengalami perubahan gerak, baik dalam bentuk arah, maupun konstruksi geometris. Dengan kata lain, sebuah gaya dapat menyebabkan sebuah objek dengan massa tertentu untuk mengubah kecepatannya (termasuk untuk bergerak dari keadaan diam), atau berakselerasi, atau untuk terdeformasi. Gaya memiliki besaran (magnitude) dan arah, sehingga merupakan kuantitas vektor. Satuan SI yang digunakan untuk mengukur gaya adalah Newton (dilambangkan dengan N). Gaya sendiri dilambangkan dengan simbol F.
Hukum kedua Newton menyatakan bahwa gaya resultan yang bekerja pada suatu benda sama dengan laju pada saat momentumnya berubah terhadap waktu. Jika massa objek konstan, maka hukum ini menyatakan bahwa percepatan objek berbanding lurus dengan gaya yang bekerja pada objek dan arahnya juga searah dengan gaya tersebut, dinyatakan dengan
Konsep yang berhubungan dengan gaya antara lain: gaya hambat, yang mengurangi kecepatan benda, torsi yang menyebabkan perubahan kecepatan rotasi benda. Pada objek yang diperpanjang, setiap bagian benda menerima gaya, distribusi gaya ke setiap bagian ini disebut regangan. Tekanan merupakan regangan sederhana. Regangan biasanya menyebabkan deformasi pada benda padat, atau aliran pada benda cair.
Daftar isi
- 1 Sejarah
- 2 Jenis-jenis Gaya
- 3 Definisi Kuantitatif
- 4 Relativitas Khusus
- 5 Gaya non-fundamental
- 5.1 Gaya normal
- 5.2 Friksi
- 5.3 Gaya elastis
- 6 Gaya dan Potensial
- 6.1 Gaya konservatif
- 6.2 Gaya non konservatif
- 7 Satuan Ukuran
Sejarah
Aristoteles dan pengikutnya meyakini bahwa keadaan alami objek di Bumi
tak bergerak dan bahwasannya objek-objek tersebut cenderung ke arah
keadaan tersebut jika dibiarkan begitu saja. Aristoteles membedakan
antara kecenderungan bawaan objek-objek untuk menemukan “tempat alami”
mereka (misal benda berat jatuh), yang menuju “gerak alami”, dan tak
alami atau gerak terpaksa, yang memerlukan penerapan kontinyu gaya.
Namun teori ini meskipun berdasarkan pengalaman sehari-hari bagaimana objek bergerak (misal kuda dan pedati),
memiliki kesulitan perhitungan yang menjengkelkan untuk proyektil,
semisal penerbangan panah. Beberapa teori telah dibahas selama
berabad-abad, dan gagasan pertengahan akhir bahwa objek dalam gerak
terpaksa membawa gaya dorong bawaan adalah pengaruh pekerjaan Galileo Galilei.
Galileo melakukan eksperimen dimana batu dan peluru meriam keduanya
digelindingkan pada suatu kecuraman untuk membuktikan kebalikan teori
gerak Aristoteles pada awal abad 17. Galileo menunjukkan bahwa benda dipercepat oleh gravitasi yang mana
tak gayut massanya dan berargumentasi bahwa objek mempertahankan
kecepatan mereka jika tidak dipengaruhi oleh gaya - biasanya gesekan.
Isaac Newton dikenal sebagai pembantah secara tegas untuk pertama
kalinya, bahwa secara umum, gaya konstan menyebabkan laju perubahan
konstan (turunan waktu) dari momentum. Secara esensi, ia memberi definisi matematika pertama kali dan hanya
definisi matematika dari kuantitas gaya itu sendiri - sebagai turunan
waktu momentum: F = dp/dt. Pada tahun 1784 Charles Coulomb
menemukan hukum kuadrat terbalik interaksi antara muatan listrik
menggunakan keseimbangan torsional, yang mana adalah gaya fundamental
kedua.
Gaya nuklir kuat dan gaya nuklir lemah ditemukan pada abad ke 20.
Dengan pengembangan teori medan kuantum dan relativitas umum, disadari
bahwa “gaya” adalah konsep berlebihan yang muncul dari kekekalan
momentum (momentum 4 dalam relativitas dan momentum partikel virtual
dalam elektrodinamika kuantum). Dengan demikian sekarang ini dikenal gaya fundamental adalah lebih akurat disebut “interaksi fundamental”.
Jenis-jenis Gaya
Meskipun terdapat dengan jelas banyak tipe gaya di alam semesta, mereka seluruhnya berbasis pada Empat Gaya Fundamental. Gaya nuklir kuat dan gaya nuklir lemah hanya beraksi pada jarak yang sangat pendek dan bertanggung jawab untuk "mengikat" nukleon tertentu dan menyusun nuklir. Gaya elektromagnetik beraksi antara muatan listrik dan gaya gravitasi beraksi antara massa.
Prinsip perkecualian Pauli bertanggung jawab untuk kecenderungan atom
untuk tak "bertumpang tindih" satu sama lain, dan adalah jadinya
bertanggung jawab untuk "kekakuan" materi, namun hal ini juga bergantung
pada gaya elektromagnetik yang mengikat isi-isi setiap atom. Seluruh gaya yang lain berbasiskan pada keempat gaya ini. Sebagai
contoh, gesekan adalah perwujudan gaya elektromagnetik yang beraksi
antara atom-atom dua permukaan, dan prinsip perkecualian Pauli, yang
tidak memperkenankan atom-atom untuk menerobos satu sama lain.
Gaya-gaya dalam pegas dimodelkan oleh hukum Hooke adalah juga hasil
gaya elektromagnetik dan prinsip perkecualian Pauli yang beraksi
bersama-sama untuk mengembalikan objek ke posisi keseimbangan. Gaya
sentrifugal adalah gaya percepatan yang muncul secara sederhana dari
percepatan rotasi kerangka acuan. Pandangan mekanika kuantum modern dari tiga gaya fundamental pertama
(seluruhnya kecuali gravitasi) adalah bahwa partikel materi (fermion)
tidak secara langsung berinteraksi dengan satu sama lain namun agaknya
dengan mempertukarkan partikel virtual (boson). Hasil pertukaran ini
adalah apa yang kita sebut interaksi elektromagnetik (gaya Coulomb
adalah satu contoh interaksi elektromagnetik).
Dalam relativitas umum, gravitasi tidaklah dipandang sebagai gaya.
Melainkan, objek yang bergerak secara bebas dalam medan gravitasi secara
sederhana mengalami gerak inersia sepanjang garis lurus dalam
ruang-waktu melengkung - didefinisikan sebagai lintasan ruang-waktu
terpendek antara dua titik ruang-waktu. Garis lurus ini dalam
ruang-waktu dipandang sebagai garis lengkung dalam ruang, dan disebut
lintasan balistik objek. Sebagai contoh, bola basket yang dilempar dari
landasan bergerak dalam bentuk parabola sebagaimana ia dalam medan
gravitasi serba sama.
Lintasan ruang-waktunya (ketika dimensi ekstra ct ditambahkan) adalah
hampir garis lurus, sedikit melengkung (dengan jari-jari kelengkungan
berorde sedikit tahun cahaya). Turunan waktu perubahan momentum dari
benda adalah apa yang kita labeli sebagai "gaya gravitasi".
Contoh:
- Objek berat dalam keadaan jatuh bebas. Perubahan momentumnya sebagaimana
dp/dt = mdv/dt = ma =mg (jika massa m konstan), jadi kita sebut kuantitas mg "gaya gravitasi" yang beraksi pada objek.
Hal ini adalah definisi berat (W = mg) objek.
- Objek berat di atas meja ditarik ke bawah menuju lantai oleh gaya gravitasi (yakni beratnya). Pada waktu yang sama, meja menahan gaya ke bawah dengan gaya ke atas yang sama (disebut gaya normal), menghasilkan gaya netto nol, dan tak ada percepatan. (Jika objek adalah orang, ia sesungguhnya merasa aksi gaya normal terhadapnya dari bawah.)
- Objek berat di atas meja dengan lembut didorong dalam arah menyamping oleh jari-jari.
- Akan tetapi, ia tidak pindah karena gaya dari jari-jari tangan pada objek sekarang dilawan oleh gaya baru gesekan statis, dibangkitkan antara objek dan permukaan meja.
- Gaya baru terbangkitkan ini secara pasti menyeimbangkan gaya yang dikerahkan pada objek oleh jari, dan lagi tak ada percepatan yang terjadi.
- Gesekan statis meningkat atau menurun secara otomatis. Jika gaya dari jari-jari dinaikkan (hingga suatu titik), gaya samping yang berlawanan dari gesekan statis meningkat secara pasti menuju titik dari posisi sempurna.
- Objek berat di atas meja didorong dengan jari cukup keras sehingga gesekan statis tak dapat membangkitkan gaya yang cukup untuk menandingi gaya yang dikerahkan oleh jari, dan objek mulai terdorong melintasi permukaan meja. Jika jari dipindah dengan kecepatan konstan, ini perlu untuk menerapkan gaya yang secara pasti membatalkan gaya gesek kinetik dari permukaan meja dan kemudian objek berpindah dengan kecepatan konstan yang sama. Kecepatan adalah konstan hanya karena gaya dari jari dan gesekan kinetik saling menghilangkan satu sama lain. Tanpa gesekan, objek terus-menerus bergerak dipercepat sebagai respon terhadap gaya konstan.
- Objek berat mencapai tepi meja dan jatuh. Sekarang objek, yang dikenai gaya konstan dari beratnya, namun dibebaskan dari gaya normal dan gaya gesek dari meja, memperoleh dalam kecepatannya dalam arah sebanding dengan waktu jatuh, dan jadinya (sebelum ia mencapai kecepatan dimana gaya tahanan udara menjadi signifikan dibandingkan dengan gaya gravitasi) laju perolehan momentum dan kecepatannya adalah konstan. Fakta ini pertama kali ditemukan oleh Galileo.
- Objek berat suspended pada timbangan. Karena objek tidak bergerak (sehingga turunan waktu dari momentumnya adalah nol) maka selama percepatan jatuh bebas g ia harus mengalami percepatan yang diarahkan sama dan berlawanan a = -g dikarenakan aksi pegas.
- Percepatan ini dikalikan dengan massa objek adalah apa yang kita labeli sebagai "gaya reaksi pegas" yang mana secara nyata sama dan berlawanan dengan berat objek mg.
- Mengetahui massa (katakanlah, 1 kg) dan percepatan jatuh bebas (katakanlah, 9,8 meter/detik2) kita dapat menentukan timbangan dengan tanda "9,8 N". Pasang beragam massa (2 kg, 3 kg, ...) kita dapat mengkalibrasi timbangan dan kemudian menggunakan skala tertentu ini untuk mengukur banyak gaya yang lain (gesek, gaya reaksi, gaya listrik, gaya magnetik, dst).
Definisi Kuantitatif
Kita
memiliki pemahaman intuitif ide gaya, karena gaya dapat secara langsung
dirasakan sebagai dorongan atau tarikan. Sebagaimana dengan konsep
fisika yang lain (misal temperatur), ide intuitif dikuantifikasi
menggunakan definisi operasional yang konsisten dengan persepsi
langsung, namun lebih presisi.
Secara historis, gaya pertama kali secara kuantitatif diselidiki
dalam keadaan keseimbangan statis dimana beberapa gaya membatalkan satu
sama lain. Eksperimen demikian membuktikan sifat-sifat yang rumit bahwa
gaya adalah kuantitas vektor aditif: mereka memiliki besar dan arah.
Sehingga, ketika dua gaya berkasi pada suatu objek, gaya hasil,
resultan, adalah penjumlahan vektor gaya asal. Hal ini disebut prinsip
superposisi. Besar resultante bervariasi dari perbedaan besar dua gaya
terhadap penjumlahan mereka, gayut sudut antara garis-garis aksi mereka.
Sebagaimana dengan seluruh penambahan vektor hasil-hasil ini dalam
aturan jajaran genjang: penambahan dua vektor yang diwakili oleh
sisi-sisi jajaran genjang, memberi vektor resultan ekivalen yang sama
dalam besar dan arah terhadap transversal jajaran genjang.
Sebagaimana dapat ditambahkan, gaya juga dapat diuraikan (atau
dipecah). Sebagai contoh, gaya horisontal menunjuk timur laut dapat
dipecah menjadi dua gaya, satu menunjuk ke utara dan satu menunjuk
timur. Jumlahkan komponen-komponen gaya ini menggunakan penambahan
vektor menghasilkan gaya asal. Vektor-vektor gaya dapat juga menjadi
tiga dimensi, dengan komponen ketiga (vertikal) pada penjuru sudut
terhadap dua komponen horisontal.
Kasus paling sederhana dari keseimbangan statis adalah ketika dua
gaya adalah sama dalam besar namun berlawanan arah. Ini menyisakan cara
yang paling biasa dari pengukuran gaya, menggunakan peralatan sederhana
semisal timbangan berat dan neraca pegas. Menggunakan peralatan
demikian, beberapa hukum gaya kuantitatif ditemukan: gaya gravitasi
sebanding dengan volume objek yang terdiri dari material (secara luas
dimanfaatkan saat ini untuk mendefinisikan standar berat); prinsip
Archimedes untuk gaya apung; analisis Archimedes dari pengungkit; hukum
Boyle untuk tekanan gas; dan hukum Hooke untuk pegas: seluruhnya
diformulasikan dan secara eksperimental dibuktikan sebelum Isaac Newton
menguraikan secara rinci tiga hukum geraknya.
Gaya kadang-kadang didefinisikan menggunakan hukum kedua Newton,
sebagai perkalian massa m kali percepatan atau lebih umum, sebagai laju
perubahan momentum. Pendekatan ini diabaikan oleh sejumlah besar buku
teks.
Dengan pertimbangan yang lebih, hukum kedua Newton dapat diambil
sebagai definisi kuantitatif massa; secara pasti dengan menuliskan hukum
sebagai persamaan, satuan relatif gaya dan massa ditetapkan. sukses empirik yang diberikan hukum Newton, hal itu kadang-kadang
digunakan untuk mengukur kuat gaya (sebagai contoh, menggunakan orbit
astronomi untuk menentukan gaya gravitasi).
Relativitas Khusus
Dalam teori relativitas khusus, massa dan energi
adalah ekivalen (sebagaimana dapat dilihat dengan menghitung kerja yang
diperlukan untuk mempercepat benda). Ketika kecepatan suatu objek
meningkat, maka energinya dan inersianya juga akan meningkat. Maka gaya
yang diperlukan untuk mempercepat benda tersebut lebih besar dengan
massa yang sama dibandingkan ketika benda bergerak pada kecepatan yang
lebih rendah. Hukum Kedua Newton
tetap berlaku karena merupakan definisi matematika. Namun, momentum relativistik harus dinyatakan ulang sebagai:
dengan
- adalah kecepatan dan
- adalah kecepatan cahaya
- adalah massa diam.
Persamaan relativistik yang menghubungkan gaya dan akselerasi untuk partikel dengan massa diam konstan tidak nol yang bergerak pada arah sumbu :
dengan faktor Lorentz
Gaya non-fundamental
Beberapa gaya ada karena gaya fundamental. Dalam beberapa kasus, ada permodelan yang diidealkan untuk mendapatkan pemahaman.
Gaya normal
Gaya normal ditimbulkan oleh gaya repulsif dari interaksi antara atom-atom pada jarak dekat.
Friksi
Friksi adalah gaya permukaan yang melawan gerak relatif. Gaya friksi
berhubungan langsung dengan gaya normal yang menjaga dua benda solid
terpisah pada titik kontak. Ada 2 macam gaya friksi: friksi statis dan friksi kinetis.
Gaya friksi statis () akan berlawanan langsung dengan objek yang terletak paralel pada permukaan sesuai dengan koefisien gesek statis () dikalikan dengan gaya normal (). Maka besaran gaya friksi statis akan memenuhi pertidaksamaan:
- .
Sedangkan untuk gaya friksi kinetis ():
- ,
adalah koefisien gesek kinetis. Untuk kebanyakan permukaan, koefisien gesek kinetis nilainya lebih rendah daripada koefisien gesek statis.
Gaya elastis
Gaya elastis bekerja untuk mengembalikan pegas ke ukuran aslinya. Sebuah pegas ideal
diasumsikan tidak bermassa, tidak mempunyai friksi, tidak dapat rusak,
dan dapat diperpanjang tak terbatas. Pegas akan menghasilkan gaya yang
akan menarik jika diperpanjang sesuai dengan perpanjangannya dari posisi
awalnya. Hubungan linear ini dicetuskan oleh Robert Hooke tahun 1676, sehingga dinamakan Hukum Hooke. Jika adalah besar perpanjangan, maka gaya yang dihasilkan pegas ideal sama dengan:
dengan adalah konstanta pegas. Tanda minus menunjukkan arah gaya berlawanan arah dan muatan yang diberikan.
Gaya dan Potensial
Disamping
gaya, konsep yang sama secara matematis dari medan energi potensial
dapat digunakan untuk kesesuaian. Sebagai contoh, gaya gravitasi yang
beraksi pada suatu benda dapat dipandang sebagai aksi medan gravitasi
yang hadir pada lokasi benda.
Pernyataan ulang secara matematis definisi energi (melalui definisi
kerja), medan skalar potensial didefinisikan sebagai medan yang mana
gradien adalah sama dan berlawanan dengan gaya yang dihasilkan pada
setiap setiap titik. Gaya dapat diklasifikasi sebagai konservatif atau
non konservatif. Gaya konservatif sama dengan gradien potensial.
Gaya konservatif
Gaya konservatif yang beraksi pada sebuah sistem tertutup memiliki kerja mekanis terkait yang memperbolehkan energi untuk berubah hanya dalam bentuk kinetik atau energi potensial. Hal ini berarti bahwa untuk sistem tertutup, energi mekanik bersih tersimpan kapan pun gaya konservatif bekerja pada sistem.
Oleh karena itu, gaya terkait secara langsung dengan perbedaan energi potensial antara dua lokasi berbeda dalam ruang
dan dapat dianggap sebagai artifak dari medan potensial dalam cara yang
sama bahwa arah dan jumlah aliran air dapat ditinjau sebagai artifak
pemetaan kontur (contour map) dari ketinggian suatu area.
Gaya konservatif meliputi gravitasi, gaya elektromagnetik, dan gaya pegas. Tiap-tiap gaya ini memiliki model yang tergantung pada posisi yang seringkali dituliskan sebagai vektor radial dari potensial simetri berbentuk bola. Contoh dari gaya konservatif:
Untuk gravitasi:
dengan adalah konstanta gravitasi, dan adalah massa objek n.
Untuk gaya elektrostatis:
dengan adalah permisivitas listrik di ruang hampa, dan adalah muatan listrik objek n.
Untuk gaya pegas:
dengan adalah konstanta pegas.
Gaya non konservatif
Untuk skenario fisis tertentu, adalah tak mungkin untuk memodelkan gaya sebagaimana dikarenakan gradien potensial. Hal ini seringkali dikarenakan tinjauan makrofisis yang mana
menghasilkan gaya sebagai kemunculan dari rata-rata statistik
makroskopik dari keadaan mikro. Sebagai contoh, friksi disebabkan oleh gradien banyak potensial
elektrostatik antara atom-atom, namun mewujud sebagai model gaya yang
tak gayut sembarang vektor posisi skala makro.
Gaya non konservatif selain friksi meliputi gaya kontak yang lain,
tegangan, tekanan, dan seretan (drag). Akan tetapi, untuk sembarang
deskripsi detail yang cukup, seluruh gaya ini adalah hasil gaya
konservatif karena tiap-tiap gaya makroskopis ini adalah hasil netto
gradien potensial mikroskopis. Hubungan antara gaya non konservatif makroskopis dan gaya konservatif
mikroskopis dideskripsikan oleh perlakuan detail dengan mekanika
statistik. Dalam sistem tertutup makroskopis, gaya non konservatif
beraksi untuk mengubah energi internal sistem dan seringkali dikaitkan
dengan transfer panas. Menurut Hukum Kedua Termodinamika, gaya non konservatif hasil yang
diperlukan dalam transformasi energi dalam sistem tertutup dari kondisi
terurut menuju kondisi lebih acak sebagaimana entropi meningkat.
Satuan Ukuran
Satuan SI yang digunakan untuk mengukur gaya adalah newton
(simbol N), yang mana sama dengan gaya yang dibutuhkan untuk
menggerakkan benda bermassa 1 kilogram dengan percepatan 1 meter per
sekon kuadrat atau kg·m·s−2. Satuan CGS lebih awal adalah dyne, gaya yang dibutuhkan untuk menggerakkan benda bermassa 1 gram dengan percepatan 1 cm per sekon kuadrat (g·cm·s−2). Satu newton sama dengan 100.000 dyne. Satuan inggris dari gaya adalah pound-force (lbf).
Terima kasih atas kunjungan anda di LingkaranDunia, serta membaca artikel yang berjudul Gaya Dalam Ilmu Fisika Lengkap, yang kami bagikan dan semoga apa yang kami berikan ini bisa bermanfaat buat anda.