Butanol Sebagai Bahan Bakar Kendaraan
Butanol dapat digunakan sebagai bahan bakar di mesin pembakaran dalam. Karena rantai hidrokarbonnya lebih panjang, maka bersifat pada umumnya bersifat non-polar. Butanol lebih mirip bensin daripada etanol. Bahan bakar butanol sudah pernah didemontrasikan di mobil berbahan bakar bensin tanpa ubahan apapun. Butanol dapat diproduksi dari biomassa (disebut "biobutanol") sama seperti bahan bakar fosil (sebagai "petrobutanol"); tetapi biobutanol dan petrobutanol memiliki ciri-ciri kimia yang sama.
Teknologi
Biobutanol dapat diproduksi dengan proses fermentasi A.B.E. Proses ini menggunakan bakteri Clostridium acetobutylicum. Bakteri ini pertama kali digunakan oleh Chaim Weizmann untuk memproduksi aseton dari amilum pada tahun 1916 (aseton ini dibuat untuk memproduksi Cordite. Butanol merupakan produk sampingan dari proses ini. Proses ini juga menghasilkan beberapa produk sampingan lainnya yaitu asam asetat, asam laktat, asam propionat, isopropanol, dan etanol.
Perbedaan dari produksi etanol adalah fermentasi tanaman pokoknya dan
ada perubahan sedikit pada proses distilasi. Tanaman utama yang dipakai
untuk memproduksi butanol sama dengan tanaman yang digunakan untuk
memproduksi etanol: bit gula, tebu, jagung, gandum dan singkong, dan juga tanaman non-pangan seperti switchgrass dan guayule di Amerika Selatan. Menurut DuPont, pabrik bioetanol yang ada sekarang ini dapat diubah ke produksi biobutanol dengan biaya kecil.
Butanol alga
Biobutanol dapat juga dibuat dengan bantuan energi matahari, yaitu melalui alga (disebut bahan bakar Solalgal) dan diatom
Kandungan energi dan dampaknya ke ekonomi bahan bakar
Mengubah bahan bakar dari bensin ke butanol maka akan menyebabkan konsumsi bahan bakar lebih boros sekitar 10%
tetapi efeknya untuk jangka panjang masih harus diteliti lagi. Meskipun
kepadatan energi dalam campuran butanol dan bensin dapat dihitung,
tetapi tes dengan bahan bakar alohol lainnya menunjukkan bahwa kepadatan
energi tidak mempunyai efek yang berbanding lurus dengan ekonomi bahan
bakar.
Nilai oktan
Nilai oktan dari n-butanol mirip dengan bensin tetapi lebih rendah daripada etanol dan metanol. n-Butanol mempunyai angka RON (Research Octane number atau angka oktan) sebesar 96 dan angka MON (angka oktan motor) sebesar 78. t-butanol mempunyai angka oktan RON 105 dan MON 89. t-Butanol
digunakan sebagai bahan aditif pada bensin tetapi tidak bisa digunakan
sebagai bahan bakar dalam bentuk murninya karena mempunyai titik beku
sebesar 25.5 °C, sehingga akan menjadi gel dan membeku pada suhu
ruangan.
Karakteristik
Bahan
bakar
|
Kepadatan
energi
|
Rasio
udara-bahan bakar |
Energi
spesifik
|
Panas
penguapan
|
RON
|
MON
|
Bensin dan biobensin
|
32 MJ/L
|
14.6
|
2.9 MJ/kg udara
|
0.36 MJ/kg
|
91–99
|
81–89
|
Bahan bakar
butanol
|
29.2 MJ/L
|
11.1
|
3.2 MJ/kg udara
|
0.43 MJ/kg
|
96
|
78
|
Bahan bakar
etanol
|
19.6 MJ/L
|
9.0
|
3.0 MJ/kg udara
|
0.92 MJ/kg
|
107
|
89
|
Bahan bakar
metanol
|
16 MJ/L
|
6.4
|
3.1 MJ/kg udara
|
1.2 MJ/kg
|
106
|
92
|