Perkembangan
Dalam sistematika awal, binatang mencakup banyak organisme bersel tunggal yang dikelompokkan sebagai Protozoa
karena sifat heterotrof dan bergerak aktif (motil). Pengelompokan ini
terus dianut hingga pertengahan abad ke-20 dan hingga sekarang masih
dipakai untuk kepentingan praktis. Ketika orang mulai menganggap bahwa
organisme bersel satu tidak memiliki organisasi jaringan, dibentuklah
kelompok Protista yang menghimpun semua organisme sederhana yang berperilaku mirip binatang (bergerak, heterotrof).
Perkembangan biologi sejak separuh akhir abad ke-20 telah menunjukkan
bahwa banyak organisme bersel satu tidak dapat lagi dipertahankan
sebagai binatang. Ke dalam "binatang" dimasukkan semua organisme bersel
banyak yang sel spermanya memiliki kesamaan struktur dengan koanosit,
suatu sel generatif primitif. Selain itu, penerapan konsep evolusi dan kladistik telah mengubah banyak organisasi sistematika hewan. Proses reklasifikasi ini sampai sekarang masih terus berjalan.
Menurut para ahli, terbentuknya hewan-hewan di muka bumi ini dimulai dari zigot bersel satu yang mengalami pembelahan sel
dan sel tersebut akan bertambah banyak yang terbentuk menyerupai bola.
Bentuk seperti bola tersebut akan mengalami perkembangan, yaitu akan
melekuk ke dalam sehingga akan terbentuk dua lapisan, yaitu ektoderm (lapisan luar) dan endoderm (lapisan dalam). Ektoderm dalam masa perkembangannya membentuk bagian-bagian tubuh tertentu, yaitu epidermis, kulit, dan sistem saraf,
sedangkan lapisan endoderm akan berkembang menjadi sistem pencernaan
dan kelenjarnya. Ada beberapa hewan yang berkembang pada tingkat kedua
lapisan ini yang dinamakan diplobastik. Adapun yang termasuk golongan hewan ini adalah Porifera dan Coelenterata. Di antara kedua lapisan, yaitu ektoderm dan endoderm akan berkembang dan terbentuk lapisan mesoderm.
Lapisan mesoderm akan berkembang membentuk bagian tubuh yang menjadi
otot, sistem reproduksi, sistem sirkulasi, dan sistem ekskresi. Golongan
hewan yang berkembang pada ketiga tingkat lapisan ini dinamakan triplobastik. Golongan hewan ini adalah Platyhelminthes dan Nemathelminthes.
Dari hasil penelitian diketahui pada Platyhelminthes belum
mempunyai rongga tubuh, yaitu terlihat tubuhnya padat, tanpa rongga
antara usus dan tubuh terluar sehingga digolongkan sebagai triplobastik aselomata (selom = rongga tubuh). Adapun pada Nemathelminthes
mempunyai rongga tubuh semu, yaitu mesoderm belum membentuk rongga yang
sesungguhnya karena tampak pada mesoderm belum terbagi menjadi lapisan
dalam dan lapisan luar, yang dinamakan dengan triplobastik pseudoselomata dan yang mempunyai rongga tubuh dinamakan triplobastik selomata
karena mesodermnya sudah dipisahkan oleh rongga tubuh yang terbentuk
menjadi dua lapisan, yaitu dalam dan luar. Termasuk golongan hewan ini
adalah Annelida sampai Chordata.
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa terbentuknya hewan dimulai dari Protozoa kemudian Porifera, Coelenterata, sampai pada tingkat Mamalia.
Jadi, hewan tersebut mengalami perkembangan dari satu sel menjadi
banyak sel hingga terbentuk triplobastik aselomata, pseudoselomata,
sampai selomata.
Hewan yang digolongkan dalam kelompok Avertebrata memiliki persamaan ciri, yaitu tidak mempunyai ruas-ruas tulang belakang (vertebrae). Jika kita amati, golongan hewan ini memiliki pola organisasi tubuh yang agak sederhana, dibandingkan dengan kelompok hewan Vertebrata.
Dengan dasar inilah hewan-hewan ini dianggap primitif atau merupakan
bentuk-bentuk paling awal dari kehidupan yang telah mengalami sedikit
perubahan.
Lihat Juga Artikel Lengkap Mengenai : Ilmu Biologi Hewan
Terima kasih atas kunjungan anda di LingkaranDunia, serta membaca artikel yang mengenai Ilmu Biologi tentang Hewan, dan semo artikel ini bermanfaat buat anda.