Pengaru Soekarno Terhadap Pembangunan Indonesia
Soekarno Sebagai Seorang Arsitek
Bung Karno adalah presiden pertama Indonesia yang juga dikenal sebagai arsitek alumni dari Technische Hoogeschool te Bandoeng (sekarang ITB) di Bandung dengan mengambil jurusan teknik sipil dan tamat pada tahun 1926.
Pekerjaan
- Ir. Soekarno pada tahun 1926 mendirikan biro insinyur bersama Ir. Anwari, banyak mengerjakan rancang bangun bangunan. Selanjutnya bersama Ir. Rooseno juga merancang dan membangun rumah-rumah dan jenis bangunan lainnya.
- Ketika dibuang di Bengkulu menyempatkan merancang beberapa rumah dan merenovasi total masjid Jami' di tengah kota.
Semasa menjabat Soekarno Hatta sebagai presiden, ada beberapa karya arsitektur yang
dipengaruhi atau dicetuskan oleh Soekarno. Juga perjalanan secara
maraton dari bulan Mei sampai Juli pada tahun 1956 ke negara-negara Amerika Serikat, Kanada, Italia, Jerman Barat, dan Swiss.
Membuat cakrawala alam pikir Soekarno semakin kaya dalam menata Indonesia secara holistik dan menampilkannya sebagai negara yang baru
merdeka.
Soekarno membidik Jakarta
sebagai wajah (muka) Indonesia terkait beberapa kegiatan berskala
internasional yang diadakan di kota itu, namun juga merencanakan sebuah
kota sejak awal yang diharapkan sebagai pusat pemerintahan pada masa yang akan
datang. Beberapa karya dipengaruhi oleh Soekarno atau atas perintah dan
koordinasinya dengan beberapa arsitek seperti Frederich Silaban
dan R.M. Soedarsono, dibantu beberapa arsitek junior untuk visualisasi.
Beberapa desain arsitektural juga dibuat melalui sayembara.
- Masjid Istiqlal 1951
- Monumen Nasional 1960
- Gedung Conefo
- Gedung Sarinah
- Wisma Nusantara
- Hotel Indonesia 1962
- Tugu Selamat Datang
- Monumen Pembebasan Irian Barat
- Patung Dirgantara
- Tahun 1955 Ir. Soekarno menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci dan sebagai seorang arsitek, Soekarno tergerak memberikan sumbangan ide arsitektural kepada pemerintah Arab Saudi agar membuat bangunan untuk melakukan sa’i menjadi dua jalur dalam bangunan dua lantai. Pemerintah Arab Saudi akhirnya melakukan renovasi Masjidil Haram secara besar-besaran pada tahun 1966, termasuk pembuatan lantai bertingkat bagi umat yang melaksanakan sa’i menjadi dua jalur dan lantai bertingkat untuk melakukan tawaf
- Rancangan skema Tata Ruang Kota Palangkaraya yang diresmikan pada tahun 1957.
Lihat Juga:
Terima kasih telah membaca artikel mengenai Soekarno semakin kaya dalam menata Indonesia secara holistik, semoga apa yang saya bagikan ini bermanfaat
buat anda, jika ingin melihat artikel lainnya silahkan masukkan kata kunci
LingkaranDunia Akostader/http://amirakostader.blogspot.co.id/