Sisi Negatif Energi Terbarukan
Konsep Energi Terbarukan
Konsep energi terbarukan mulai dikenal pada tahun 1970-an, sebagai upaya
untuk mengimbangi pengembangan energi berbahan bakar nuklir dan fosil.
Definisi paling umum adalah sumber energi yang dapat dengan cepat
dipulihkan kembali secara alami, dan prosesnya berkelanjutan. Dengan
definisi ini, maka bahan bakar nuklir dan fosil tidak termasuk di
dalamnya.
Inilah Beberapa kerugian Jika kita menggunakan Energi Terbarukan:
1. Estetika, membahayakan habitat, dan pemanfaatan lahan
Beberapa
orang tidak menyukai estetika turbin angin
atau mengemukakan isu-isu konservasi alam ketika panel surya besar
dipasang di pedesaan. Pihak yang mencoba memanfaatkan teknologi
terbarukan ini harus melakukannya dengan cara yang disukai, misal
memanfaatkan kolektor surya sebagai penghalang kebisingan sepanjang
jalan, memadukannya sebagai peneduh matahari, memasangnya di atap yang
sudah tersedia dan bahkan bisa menggantikan atap sepenuhnya, juga sel
fotovoltaik amorf dapat digunakan untuk menggantikan jendela.
Beberapa sistem ekstrasi energi
terbarukan menghasilkan masalah lingkungan yang unik. Misalnya, turbin
angin bisa berbahaya untuk burung yang terbang, sedangkan bendungan air
pembangkit listrik dapat menciptakan penghalang bagi migrasi ikan -
masalah serius di bagian barat laut pasifik yang telah mengurangi
populasi ikan salmon. Pembakaran biomassa dan biofuel menyebabkan polusi
udara yang sama dengan membakar bahan bakar fosil,
meskipun karbon yang dilepaskan ke atmosfer ini dapat diserap kembali
jika organisme penghasil biomassa tersebut secara terus menerus
dibudidayakan.
Masalah lain dengan banyak energi terbarukan, khususnya biomassa dan
biofuel, adalah sejumlah besar lahan yang dibutuhkan untuk usaha
pembudidayaannya.
2. Konsentrasi
Masalah lain adalah variabilitas dan persebaran energi terbarukan di alam, kecuali energi panas bumi
yang umumnya terkonsentrasi pada satu wilayah tertentu namun terdapat
pada lokasi yang ekstrem. Energi angin adalah yang tersulit untuk
difokuskan, sehingga membutuhkan turbin yang besar untuk menangkap
energi angin sebanyak-banyaknya. Metode pemanfaatan energi air
bergantung pada lokasi dan karakteristik sumber air sehingga desain
turbin air bisa berbeda. Pemanfaatan energi matahari dapat dilakukan
dengan berbagai cara, namun untuk mendapatkan energi yang banyak
membutuhkan luas area penangkapan yang besar.
Sebagai perbandingan, pada kondisi standar pengujian di Amerika Serikat energi yang diterima 1 m2
sel surya yang memiliki efisiensi 20% akan menghasilkan 200 watt.
Kondisi standar pengujian yang dimaksud adalah temperatur udara 20 oC dan irradiansi 1000 W/m2.
3. Jarak ke penerima energi listrik
Keragaman
geografis juga menjadi masalah signifikan, karena beberapa sumber
energi terbarukan seperti panas bumi, air, dan angin bisa berada di
lokasi yang jauh dari penerima energi listrik; panas bumi di pegunungan,
energi air di hulu sungai, dan energi angin di lepas pantai atau
dataran tinggi. Pemanfaatan sumber daya tersebut dalam skala besar
kemungkinan akan memerlukan investasi cukup besar dalam jaringan
transmisi dan distribusi serta teknologi itu sendiri dalam menghadapi
lingkungan terkait.
4. Ketersediaan
Salah
satu kekurangan yang cukup signifikan adalah ketersediaan energi
terbarukan di alam; beberapa dari mereka hanya ada sesekali dan tidak
setiap saat (intermittent). Misal cahaya matahari yang hanya
tersedia ketika siang hari, energi angin yang kekuatannya bervariasi
setiap saat, energi air yang tak bisa dimanfaatkan ketika sungai kering,
biomassa memiliki masalah yang sama dengan yang dihadapi dunia
pertanian (misal iklim, hama), dan lain-lain. Sedangkan energi panas
bumi bisa tersedia sepanjang waktu.
Terima kasih suda membaca artikel Sisih Negatif Energi Terbarukan/Kekurangannya (AKOSTADER), semoga artikel ini bermanfaat buat anda, jika ada yang mengganjal di hati silahkan komentar saya siap membantu anda. Jangan lupa di LIKE.