Biologi konservasi mempelajari pelestarian, perlindungan, dan pemulihan lingkungan alam, ekosistem alam, vegetasi, dan margasatwa.
Biologi konservasi adalah sebuah studi mengenai alam dan status dari keanekaragaman hayati bumi dengan tujuan melindungi spesies, habitat, dan ekosistem hewan dan tumbuhan dari laju kepunahan dan erosi interaksi biotik. Biologi konservasi merupakan sebuah subjek interdisipliner yang mengacu pada ilmu alam dan ilmu sosial, dan praktik manajemen sumber daya alam.
Kemajuan zaman yang di
iringi dengan semakin berkembang dengan pesat ilmu pengetahuan dan
teknologi, pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat. Menuntut
pemerintah dan semua elemen masyarakat untuk cerdas dalam merespon hal
ini. Dalam merespon dan menanggapi pertumbuhan penduduk yang tidak
terkendalikan pemerintah membuat kebijakan “pembangunan berkelanjutan”.
Namun sering kali kurang tepat dalam menafsirkan “pembangunan
berkelanjutan”. Pembangunan berkelanjutan seringkali di tafsirkan
pembangunan secara konvensional. Artinya, pembangunan sebagai usaha
ekploitasi sumber daya alam menghasilkan output produk sebesar-besarnya
dengan biaya semininal mungkin. Tolok ukur keberhasilan pembangunan
adalah naiknya produk domestik. Semakin banyak sumber daya alam terolah
semakin menaikkan produk.
Kebijakan di atas tentunya tidak lain untuk kepentingan manusia. Proses
pembangunan berkelanjutan yang salah tafsir ini di laksanakan dalam
sistem ekonomi pasar. Artinya jika suatu barang dalam pasar punya
“harga” maka barang ini di anggap punya nilai kegunaan sebesar harga
yang di berikan. Sebaliknya bila suatu barang tidak punya harga dalam
pasar, maka barang itu tidak punya nilai kegunaan.
Dengan demikian konsekuensinya, barang yang tidak punya harga dalam
pasar di anggap tidak punya nilai kegunaan. Sebagai contoh udara yang
kita hirup, suhu bumi yang nyaman, angin yang berhembus, sinar matahari,
air sungai yang mengalir, gelombang luat yang mengempas, curah hujan
yang turun, musim hujan kemarau yan silih berganti, kiauan burung,
auaman harimau dan lain-lain, tidak punya harga dalam pasar sehingga di
anggap tidak punya nilai kegunaan.
Sistem pembangunan yang di laksanakan dalam ekonomi pasar mangakibatkan
pola pembangunan yang merusak alam. Contohnya, tiga dasa warsa terakhir
Indonesia sangat tergantung dengan SDA yang melimpah misalnya minyak
bumi, batubara, tenabaga, emas dan lain-lain. Sementara itu, di atas
permukaan bumi pembabatan hutan alam terjadi terus-menerus. Sehingga
mengakibatkan spesies habitat alami mengalami kepunahan, dan mengancam
kepunahan keankaragaman hayati apalagi di perparah dengan peningkatan
populasi manusia dan pola konsumsinya.
Untuk menahan laju kepunahan keanekargaman hayati akibat ulah manusia
perlu adanya upaya pengelolaan yang berkesinambungan. Salah satunya
dengan pendekatan Biologi konservasi. Biologi konservasi adalah ilmu
lintas disiplin yang di kembangkan untuk menghadapi tantangan demi
melindungi spesies dan ekosistem. Untuk itu Biologi Konservasi
bertujuan:
1. Menyelediki dampak manusia terhadap keberadaan dan kelangsungan
hidup spesies, komunitas dan ekosistem
2. Mengembangkan pendekatan praktis untuk mencegah kepunahan
spesies, menjaga, variasi genetik dalam spesies serta melindungi dan
memperbaiki komunitas biologi dan fungsi ekosistem terkait.
3. Mempelajari dan mendokumentasikan seluruh aspek keanekaragaman
hayati di bumi.
A. Proyek TAMAR
Salah satu contoh, pendekatan biologi konservasi yang sudah berhasil di
lakukan adalah studi kasus penyu laut di Brasil. Berawal dari
kegelisahan penurunan populasi penyu laut mencapai 1 % dari jumlah
semula. Penurunan ini disebabkan oleh berbagai faktor, rusaknya habitat
karena pengembangan pantai, penangkapan telur penyu untuk makanan,
tersangkut alat penangkap ikan. Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah
Brasil merancang program konservasi penyu laut. Program konservasi ini
merupakan kajian lintas disiplin ilmu. Artinya dalam pelaksanaan program
ini, menggunakan berbagai pendekatan bidang. Konservasi penyu laut ini,
di awali dengan harus mengetahui habitat. Untuk mengetahui habitat
penyu ini, tidaklah mudah karena harus menyusur sepanjang garis pantai
Brasil. Tahun 1980 pemerintah menetapkan program konservasi penyu
laut, dengan menamakannya “TAMAR”. Untuk mempelancar jalannya program
ini, banyak melibatkan berbagai kalangan, akademisi dan penduduk lokal.
Data awal berupa habitat penyu laut di sepanjang garis pantai Brasil,
sangatlah berkontribusi bagi program konsevasi penyu ini. Hal ini dapat
diketahui dari pada tahun 1986 penyu laut ditetapkan sebagai hewan yang
dilindungi, serta mendorong pembentukan dua cagar biologi dan taman
nasional laut guna untuk melindungi telur-telur penyu. Keuntungan proyek
TAMAR, tidak hanya dinikmati oleh penyu laut saja tapi juga penduduk
lokal karena sebagian besar pegawai dari proyek ini adalah penduduk
lokal setempat. Pegawai proyek ini mendapat gaji dari pemerintah dan
industri pariswisata, sehingga kemudian mereka menjadi pembela utam bagi
penyu laut.
Dari contoh di atas menggambarkan betapa pentingya biologi konservasi.
Karena biologi konservasi merupakan ilmu terapan yang berasal dari
multidisiplin ilmu mengenai pengelolaan sumber daya alam. Ilmu
kehutanan, pertanian, perikanan, dan pengelolaan satwa liar, masuk dalam
biologi konservasi. Bahkan ilmu-ilmu sosial ikut andil dalam biologi
konservasi, misalnya; antropologi,sosiologi dan geografi. Dalam
penerapanya biologi konservasi memilki tugas merespon, mengelola,
keanekargaman hayati di bumi dan bahkan mengembalikan yang telah hilang.
Tolok ukur dari suksesnya biologi konservasi adalah ketika yakin dapat
menyatakan suatu spesies dan komunitas biologi telah terlindungi dan
dapat pulih kembali sesuai lintas disiplin ilmu biologi konservasi.
Agar biologi konservasi dapat berjalan sesuai dengan tujuan, maka perlu
adanya acuan dalam menerapakan biologi konservasi. Acuan ini di rangkum
dalam sebuah prinsip-prinsip etika biologi konservasi. Prinsip-prinsip
tersebut antara lain:
1. Keanekaragaman spesies dan komunitas harus dilindungi
2. Kepunahan spesies dan populasi terlalu cepat harus di hindari
3. Kompleksitas ekologi harus di pelihara
4. Evolusi harus berlanjut
5. Keanekaragaman hayati memiliki nilai intrinsik
Today Deal $50 Off : https://goo.gl/efW8Ef
Today Deal $50 Off : https://goo.gl/efW8Ef
Kemajuan
zaman yang di iringi dengan semakin berkembang dengan pesat ilmu pengetahuan
dan teknologi, pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat. Menuntut pemerintah
dan semua elemen masyarakat untuk cerdas dalam merespon hal ini. Dalam merespon
dan menanggapi pertumbuhan penduduk yang tidak terkendalikan pemerintah membuat
kebijakan “pembangunan berkelanjutan”. Namun sering kali kurang tepat dalam
menafsirkan “pembangunan berkelanjutan”. Pembangunan berkelanjutan seringkali
di tafsirkan pembangunan secara konvensional. Artinya, pembangunan sebagai
usaha ekploitasi sumber daya alam menghasilkan output produk sebesar-besarnya
dengan biaya semininal mungkin. Tolok ukur keberhasilan pembangunan adalah
naiknya produk domestik. Semakin banyak sumber daya alam terolah semakin
menaikkan produk.
Kebijakan di
atas tentunya tidak lain untuk kepentingan manusia. Proses pembangunan
berkelanjutan yang salah tafsir ini di laksanakan dalam sistem ekonomi pasar.
Artinya jika suatu barang dalam pasar punya “harga” maka barang ini di anggap
punya nilai kegunaan sebesar harga yang di berikan. Sebaliknya bila suatu
barang tidak punya harga dalam pasar, maka barang itu tidak punya nilai
kegunaan.
Dengan
demikian konsekuensinya, barang yang tidak punya harga dalam pasar di anggap
tidak punya nilai kegunaan. Sebagai contoh udara yang kita hirup, suhu bumi
yang nyaman, angin yang berhembus, sinar matahari, air sungai yang mengalir,
gelombang luat yang mengempas, curah hujan yang turun, musim hujan kemarau yan
silih berganti, kiauan burung, auaman harimau dan lain-lain, tidak punya harga
dalam pasar sehingga di anggap tidak punya nilai kegunaan.
Sistem
pembangunan yang di laksanakan dalam ekonomi pasar mangakibatkan pola
pembangunan yang merusak alam. Contohnya, tiga dasa warsa terakhir Indonesia
sangat tergantung dengan SDA yang melimpah misalnya minyak bumi, batubara,
tenabaga, emas dan lain-lain. Sementara itu, di atas permukaan bumi pembabatan
hutan alam terjadi terus-menerus. Sehingga mengakibatkan spesies habitat alami
mengalami kepunahan, dan mengancam kepunahan keankaragaman hayati apalagi di
perparah dengan peningkatan populasi manusia dan pola konsumsinya.
Untuk
menahan laju kepunahan keanekargaman hayati akibat ulah manusia perlu adanya
upaya pengelolaan yang berkesinambungan. Salah satunya dengan pendekatanBiologi konservasi. Biologi konservasi adalah ilmu lintas disiplin yang di
kembangkan untuk menghadapi tantangan demi melindungi spesies dan ekosistem.
Untuk itu Biologi Konservasi bertujuan:
- Menyelediki dampak manusia terhadap keberadaan dan kelangsungan hidup spesies, komunitas dan ekosistem
- Mengembangkan pendekatan praktis untuk mencegah kepunahan spesies, menjaga, variasi genetik dalam spesies serta melindungi dan memperbaiki komunitas biologi dan fungsi ekosistem terkait.
- Mempelajari dan mendokumentasikan seluruh aspek keanekaragaman hayati di bumi.
Proyek TAMAR
Salah satu
contoh, pendekatan biologi konservasi yang sudah berhasil di lakukan adalah
studi kasus penyu laut di Brasil. Berawal dari kegelisahan penurunan populasi
penyu laut mencapai 1 % dari jumlah semula. Penurunan ini disebabkan oleh
berbagai faktor, rusaknya habitat karena pengembangan pantai, penangkapan telur
penyu untuk makanan, tersangkut alat penangkap ikan. Untuk mengatasi masalah
ini, pemerintah Brasil merancang program konservasi penyu laut.
Program konservasi ini merupakan kajian lintas disiplin ilmu. Artinya dalam pelaksanaan
program ini, menggunakan berbagai pendekatan bidang. Konservasi penyu laut ini,
di awali dengan harus mengetahui habitat. Untuk mengetahui habitat penyu ini,
tidaklah mudah karena harus menyusur sepanjang garis pantai Brasil. Tahun 1980
pemerintah menetapkan program konservasi penyu laut, dengan menamakannya
“TAMAR”. Untuk mempelancar jalannya program ini, banyak melibatkan berbagai
kalangan, akademisi dan penduduk lokal.
Data awal
berupa habitat penyu laut di sepanjang garis pantai Brasil, sangatlah
berkontribusi bagi program konsevasi penyu ini. Hal ini dapat diketahui dari
pada tahun 1986 penyu laut ditetapkan sebagai hewan yang dilindungi, serta
mendorong pembentukan dua cagar biologi dan taman nasional laut guna untuk
melindungi telur-telur penyu. Keuntungan proyek TAMAR, tidak hanya dinikmati
oleh penyu laut saja tapi juga penduduk lokal karena sebagian besar pegawai
dari proyek ini adalah penduduk lokal setempat. Pegawai proyek ini mendapat
gaji dari pemerintah dan industri pariswisata, sehingga kemudian mereka menjadi
pembela utam bagi penyu laut.
Dari contoh
di atas menggambarkan betapa pentingya biologi konservasi. Karena biologi konservasi
merupakan ilmu terapan yang berasal dari multidisiplin ilmu mengenai
pengelolaan sumber daya alam. Ilmu kehutanan, pertanian, perikanan, dan
pengelolaan satwa liar, masuk dalam biologi konservasi. Bahkan ilmu-ilmu sosial
ikut andil dalam biologi konservasi, misalnya; antropologi,sosiologi dan
geografi. Dalam penerapanya biologi konservasi memilki tugas merespon,
mengelola, keanekargaman hayati di bumi dan bahkan mengembalikan yang telah
hilang. Tolok ukur dari suksesnya biologi konservasi adalah ketika yakin dapat
menyatakan suatu spesies dan komunitas biologi telah terlindungi dan dapat
pulih kembali sesuai lintas disiplin ilmu biologi konservasi.
Agar biologi
konservasi dapat berjalan sesuai dengan tujuan, maka perlu adanya acuan dalam
menerapakan biologi konservasi. Acuan ini di rangkum dalam sebuah
prinsip-prinsip etika biologi konservasi. Prinsip-prinsip tersebut antara lain :
1.
Keanekaragaman spesies dan komunitas harus dilindungi
2. Kepunahan
spesies dan populasi terlalu cepat harus di hindari
3.
Kompleksitas ekologi harus di pelihara
4. Evolusi
harus berlanjut
5. Keanekaragaman hayati memiliki nilai intrinsik
Terima kasih atas kunjungan anda di LingkaranDunia, serta membaca artikel yang berjudul BBiologi Konservasi adalah Ilmu yang Berorientasi Pada Kelansungan Mahluk Hidup, Semoga artikel ini bermanfaat buat anda, dan silahkan di bagikan keteman-teman agar orang juga tau.
Daftar Bacaan Biologi
Kemajuan zaman yang di
iringi dengan semakin berkembang dengan pesat ilmu pengetahuan dan
teknologi, pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat. Menuntut
pemerintah dan semua elemen masyarakat untuk cerdas dalam merespon hal
ini. Dalam merespon dan menanggapi pertumbuhan penduduk yang tidak
terkendalikan pemerintah membuat kebijakan “pembangunan berkelanjutan”.
Namun sering kali kurang tepat dalam menafsirkan “pembangunan
berkelanjutan”. Pembangunan berkelanjutan seringkali di tafsirkan
pembangunan secara konvensional. Artinya, pembangunan sebagai usaha
ekploitasi sumber daya alam menghasilkan output produk sebesar-besarnya
dengan biaya semininal mungkin. Tolok ukur keberhasilan pembangunan
adalah naiknya produk domestik. Semakin banyak sumber daya alam terolah
semakin menaikkan produk.
Kebijakan di atas tentunya tidak lain untuk kepentingan manusia. Proses
pembangunan berkelanjutan yang salah tafsir ini di laksanakan dalam
sistem ekonomi pasar. Artinya jika suatu barang dalam pasar punya
“harga” maka barang ini di anggap punya nilai kegunaan sebesar harga
yang di berikan. Sebaliknya bila suatu barang tidak punya harga dalam
pasar, maka barang itu tidak punya nilai kegunaan.
Dengan demikian konsekuensinya, barang yang tidak punya harga dalam
pasar di anggap tidak punya nilai kegunaan. Sebagai contoh udara yang
kita hirup, suhu bumi yang nyaman, angin yang berhembus, sinar matahari,
air sungai yang mengalir, gelombang luat yang mengempas, curah hujan
yang turun, musim hujan kemarau yan silih berganti, kiauan burung,
auaman harimau dan lain-lain, tidak punya harga dalam pasar sehingga di
anggap tidak punya nilai kegunaan.
Sistem pembangunan yang di laksanakan dalam ekonomi pasar mangakibatkan
pola pembangunan yang merusak alam. Contohnya, tiga dasa warsa terakhir
Indonesia sangat tergantung dengan SDA yang melimpah misalnya minyak
bumi, batubara, tenabaga, emas dan lain-lain. Sementara itu, di atas
permukaan bumi pembabatan hutan alam terjadi terus-menerus. Sehingga
mengakibatkan spesies habitat alami mengalami kepunahan, dan mengancam
kepunahan keankaragaman hayati apalagi di perparah dengan peningkatan
populasi manusia dan pola konsumsinya.
Untuk menahan laju kepunahan keanekargaman hayati akibat ulah manusia
perlu adanya upaya pengelolaan yang berkesinambungan. Salah satunya
dengan pendekatan Biologi konservasi. Biologi konservasi adalah ilmu
lintas disiplin yang di kembangkan untuk menghadapi tantangan demi
melindungi spesies dan ekosistem. Untuk itu Biologi Konservasi
bertujuan:
1. Menyelediki dampak manusia terhadap keberadaan dan kelangsungan
hidup spesies, komunitas dan ekosistem
2. Mengembangkan pendekatan praktis untuk mencegah kepunahan
spesies, menjaga, variasi genetik dalam spesies serta melindungi dan
memperbaiki komunitas biologi dan fungsi ekosistem terkait.
3. Mempelajari dan mendokumentasikan seluruh aspek keanekaragaman
hayati di bumi.
A. Proyek TAMAR
Salah satu contoh, pendekatan biologi konservasi yang sudah berhasil di
lakukan adalah studi kasus penyu laut di Brasil. Berawal dari
kegelisahan penurunan populasi penyu laut mencapai 1 % dari jumlah
semula. Penurunan ini disebabkan oleh berbagai faktor, rusaknya habitat
karena pengembangan pantai, penangkapan telur penyu untuk makanan,
tersangkut alat penangkap ikan. Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah
Brasil merancang program konservasi penyu laut. Program konservasi ini
merupakan kajian lintas disiplin ilmu. Artinya dalam pelaksanaan program
ini, menggunakan berbagai pendekatan bidang. Konservasi penyu laut ini,
di awali dengan harus mengetahui habitat. Untuk mengetahui habitat
penyu ini, tidaklah mudah karena harus menyusur sepanjang garis pantai
Brasil. Tahun 1980 pemerintah menetapkan program konservasi penyu
laut, dengan menamakannya “TAMAR”. Untuk mempelancar jalannya program
ini, banyak melibatkan berbagai kalangan, akademisi dan penduduk lokal.
Data awal berupa habitat penyu laut di sepanjang garis pantai Brasil,
sangatlah berkontribusi bagi program konsevasi penyu ini. Hal ini dapat
diketahui dari pada tahun 1986 penyu laut ditetapkan sebagai hewan yang
dilindungi, serta mendorong pembentukan dua cagar biologi dan taman
nasional laut guna untuk melindungi telur-telur penyu. Keuntungan proyek
TAMAR, tidak hanya dinikmati oleh penyu laut saja tapi juga penduduk
lokal karena sebagian besar pegawai dari proyek ini adalah penduduk
lokal setempat. Pegawai proyek ini mendapat gaji dari pemerintah dan
industri pariswisata, sehingga kemudian mereka menjadi pembela utam bagi
penyu laut.
Dari contoh di atas menggambarkan betapa pentingya biologi konservasi.
Karena biologi konservasi merupakan ilmu terapan yang berasal dari
multidisiplin ilmu mengenai pengelolaan sumber daya alam. Ilmu
kehutanan, pertanian, perikanan, dan pengelolaan satwa liar, masuk dalam
biologi konservasi. Bahkan ilmu-ilmu sosial ikut andil dalam biologi
konservasi, misalnya; antropologi,sosiologi dan geografi. Dalam
penerapanya biologi konservasi memilki tugas merespon, mengelola,
keanekargaman hayati di bumi dan bahkan mengembalikan yang telah hilang.
Tolok ukur dari suksesnya biologi konservasi adalah ketika yakin dapat
menyatakan suatu spesies dan komunitas biologi telah terlindungi dan
dapat pulih kembali sesuai lintas disiplin ilmu biologi konservasi.
Agar biologi konservasi dapat berjalan sesuai dengan tujuan, maka perlu
adanya acuan dalam menerapakan biologi konservasi. Acuan ini di rangkum
dalam sebuah prinsip-prinsip etika biologi konservasi. Prinsip-prinsip
tersebut antara lain:
1. Keanekaragaman spesies dan komunitas harus dilindungi
2. Kepunahan spesies dan populasi terlalu cepat harus di hindari
3. Kompleksitas ekologi harus di pelihara
4. Evolusi harus berlanjut
5. Keanekaragaman hayati memiliki nilai intrinsik
Today Deal $50 Off : https://goo.gl/efW8Ef
Today Deal $50 Off : https://goo.gl/efW8Ef
Kemajuan zaman yang di
iringi dengan semakin berkembang dengan pesat ilmu pengetahuan dan
teknologi, pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat. Menuntut
pemerintah dan semua elemen masyarakat untuk cerdas dalam merespon hal
ini. Dalam merespon dan menanggapi pertumbuhan penduduk yang tidak
terkendalikan pemerintah membuat kebijakan “pembangunan berkelanjutan”.
Namun sering kali kurang tepat dalam menafsirkan “pembangunan
berkelanjutan”. Pembangunan berkelanjutan seringkali di tafsirkan
pembangunan secara konvensional. Artinya, pembangunan sebagai usaha
ekploitasi sumber daya alam menghasilkan output produk sebesar-besarnya
dengan biaya semininal mungkin. Tolok ukur keberhasilan pembangunan
adalah naiknya produk domestik. Semakin banyak sumber daya alam terolah
semakin menaikkan produk.
Kebijakan di atas tentunya tidak lain untuk kepentingan manusia. Proses
pembangunan berkelanjutan yang salah tafsir ini di laksanakan dalam
sistem ekonomi pasar. Artinya jika suatu barang dalam pasar punya
“harga” maka barang ini di anggap punya nilai kegunaan sebesar harga
yang di berikan. Sebaliknya bila suatu barang tidak punya harga dalam
pasar, maka barang itu tidak punya nilai kegunaan.
Dengan demikian konsekuensinya, barang yang tidak punya harga dalam
pasar di anggap tidak punya nilai kegunaan. Sebagai contoh udara yang
kita hirup, suhu bumi yang nyaman, angin yang berhembus, sinar matahari,
air sungai yang mengalir, gelombang luat yang mengempas, curah hujan
yang turun, musim hujan kemarau yan silih berganti, kiauan burung,
auaman harimau dan lain-lain, tidak punya harga dalam pasar sehingga di
anggap tidak punya nilai kegunaan.
Sistem pembangunan yang di laksanakan dalam ekonomi pasar mangakibatkan
pola pembangunan yang merusak alam. Contohnya, tiga dasa warsa terakhir
Indonesia sangat tergantung dengan SDA yang melimpah misalnya minyak
bumi, batubara, tenabaga, emas dan lain-lain. Sementara itu, di atas
permukaan bumi pembabatan hutan alam terjadi terus-menerus. Sehingga
mengakibatkan spesies habitat alami mengalami kepunahan, dan mengancam
kepunahan keankaragaman hayati apalagi di perparah dengan peningkatan
populasi manusia dan pola konsumsinya.
Untuk menahan laju kepunahan keanekargaman hayati akibat ulah manusia
perlu adanya upaya pengelolaan yang berkesinambungan. Salah satunya
dengan pendekatan Biologi konservasi. Biologi konservasi adalah ilmu
lintas disiplin yang di kembangkan untuk menghadapi tantangan demi
melindungi spesies dan ekosistem. Untuk itu Biologi Konservasi
bertujuan:
1. Menyelediki dampak manusia terhadap keberadaan dan kelangsungan
hidup spesies, komunitas dan ekosistem
2. Mengembangkan pendekatan praktis untuk mencegah kepunahan
spesies, menjaga, variasi genetik dalam spesies serta melindungi dan
memperbaiki komunitas biologi dan fungsi ekosistem terkait.
3. Mempelajari dan mendokumentasikan seluruh aspek keanekaragaman
hayati di bumi.
A. Proyek TAMAR
Salah satu contoh, pendekatan biologi konservasi yang sudah berhasil di
lakukan adalah studi kasus penyu laut di Brasil. Berawal dari
kegelisahan penurunan populasi penyu laut mencapai 1 % dari jumlah
semula. Penurunan ini disebabkan oleh berbagai faktor, rusaknya habitat
karena pengembangan pantai, penangkapan telur penyu untuk makanan,
tersangkut alat penangkap ikan. Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah
Brasil merancang program konservasi penyu laut. Program konservasi ini
merupakan kajian lintas disiplin ilmu. Artinya dalam pelaksanaan program
ini, menggunakan berbagai pendekatan bidang. Konservasi penyu laut ini,
di awali dengan harus mengetahui habitat. Untuk mengetahui habitat
penyu ini, tidaklah mudah karena harus menyusur sepanjang garis pantai
Brasil. Tahun 1980 pemerintah menetapkan program konservasi penyu
laut, dengan menamakannya “TAMAR”. Untuk mempelancar jalannya program
ini, banyak melibatkan berbagai kalangan, akademisi dan penduduk lokal.
Data awal berupa habitat penyu laut di sepanjang garis pantai Brasil,
sangatlah berkontribusi bagi program konsevasi penyu ini. Hal ini dapat
diketahui dari pada tahun 1986 penyu laut ditetapkan sebagai hewan yang
dilindungi, serta mendorong pembentukan dua cagar biologi dan taman
nasional laut guna untuk melindungi telur-telur penyu. Keuntungan proyek
TAMAR, tidak hanya dinikmati oleh penyu laut saja tapi juga penduduk
lokal karena sebagian besar pegawai dari proyek ini adalah penduduk
lokal setempat. Pegawai proyek ini mendapat gaji dari pemerintah dan
industri pariswisata, sehingga kemudian mereka menjadi pembela utam bagi
penyu laut.
Dari contoh di atas menggambarkan betapa pentingya biologi konservasi.
Karena biologi konservasi merupakan ilmu terapan yang berasal dari
multidisiplin ilmu mengenai pengelolaan sumber daya alam. Ilmu
kehutanan, pertanian, perikanan, dan pengelolaan satwa liar, masuk dalam
biologi konservasi. Bahkan ilmu-ilmu sosial ikut andil dalam biologi
konservasi, misalnya; antropologi,sosiologi dan geografi. Dalam
penerapanya biologi konservasi memilki tugas merespon, mengelola,
keanekargaman hayati di bumi dan bahkan mengembalikan yang telah hilang.
Tolok ukur dari suksesnya biologi konservasi adalah ketika yakin dapat
menyatakan suatu spesies dan komunitas biologi telah terlindungi dan
dapat pulih kembali sesuai lintas disiplin ilmu biologi konservasi.
Agar biologi konservasi dapat berjalan sesuai dengan tujuan, maka perlu
adanya acuan dalam menerapakan biologi konservasi. Acuan ini di rangkum
dalam sebuah prinsip-prinsip etika biologi konservasi. Prinsip-prinsip
tersebut antara lain:
1. Keanekaragaman spesies dan komunitas harus dilindungi
2. Kepunahan spesies dan populasi terlalu cepat harus di hindari
3. Kompleksitas ekologi harus di pelihara
4. Evolusi harus berlanjut
5. Keanekaragaman hayati memiliki nilai intrinsik
Today Deal $50 Off : https://goo.gl/efW8Ef
Today Deal $50 Off : https://goo.gl/efW8Ef
Kemajuan zaman yang di
iringi dengan semakin berkembang dengan pesat ilmu pengetahuan dan
teknologi, pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat. Menuntut
pemerintah dan semua elemen masyarakat untuk cerdas dalam merespon hal
ini. Dalam merespon dan menanggapi pertumbuhan penduduk yang tidak
terkendalikan pemerintah membuat kebijakan “pembangunan berkelanjutan”.
Namun sering kali kurang tepat dalam menafsirkan “pembangunan
berkelanjutan”. Pembangunan berkelanjutan seringkali di tafsirkan
pembangunan secara konvensional. Artinya, pembangunan sebagai usaha
ekploitasi sumber daya alam menghasilkan output produk sebesar-besarnya
dengan biaya semininal mungkin. Tolok ukur keberhasilan pembangunan
adalah naiknya produk domestik. Semakin banyak sumber daya alam terolah
semakin menaikkan produk.
Kebijakan di atas tentunya tidak lain untuk kepentingan manusia. Proses
pembangunan berkelanjutan yang salah tafsir ini di laksanakan dalam
sistem ekonomi pasar. Artinya jika suatu barang dalam pasar punya
“harga” maka barang ini di anggap punya nilai kegunaan sebesar harga
yang di berikan. Sebaliknya bila suatu barang tidak punya harga dalam
pasar, maka barang itu tidak punya nilai kegunaan.
Dengan demikian konsekuensinya, barang yang tidak punya harga dalam
pasar di anggap tidak punya nilai kegunaan. Sebagai contoh udara yang
kita hirup, suhu bumi yang nyaman, angin yang berhembus, sinar matahari,
air sungai yang mengalir, gelombang luat yang mengempas, curah hujan
yang turun, musim hujan kemarau yan silih berganti, kiauan burung,
auaman harimau dan lain-lain, tidak punya harga dalam pasar sehingga di
anggap tidak punya nilai kegunaan.
Sistem pembangunan yang di laksanakan dalam ekonomi pasar mangakibatkan
pola pembangunan yang merusak alam. Contohnya, tiga dasa warsa terakhir
Indonesia sangat tergantung dengan SDA yang melimpah misalnya minyak
bumi, batubara, tenabaga, emas dan lain-lain. Sementara itu, di atas
permukaan bumi pembabatan hutan alam terjadi terus-menerus. Sehingga
mengakibatkan spesies habitat alami mengalami kepunahan, dan mengancam
kepunahan keankaragaman hayati apalagi di perparah dengan peningkatan
populasi manusia dan pola konsumsinya.
Untuk menahan laju kepunahan keanekargaman hayati akibat ulah manusia
perlu adanya upaya pengelolaan yang berkesinambungan. Salah satunya
dengan pendekatan Biologi konservasi. Biologi konservasi adalah ilmu
lintas disiplin yang di kembangkan untuk menghadapi tantangan demi
melindungi spesies dan ekosistem. Untuk itu Biologi Konservasi
bertujuan:
1. Menyelediki dampak manusia terhadap keberadaan dan kelangsungan
hidup spesies, komunitas dan ekosistem
2. Mengembangkan pendekatan praktis untuk mencegah kepunahan
spesies, menjaga, variasi genetik dalam spesies serta melindungi dan
memperbaiki komunitas biologi dan fungsi ekosistem terkait.
3. Mempelajari dan mendokumentasikan seluruh aspek keanekaragaman
hayati di bumi.
A. Proyek TAMAR
Salah satu contoh, pendekatan biologi konservasi yang sudah berhasil di
lakukan adalah studi kasus penyu laut di Brasil. Berawal dari
kegelisahan penurunan populasi penyu laut mencapai 1 % dari jumlah
semula. Penurunan ini disebabkan oleh berbagai faktor, rusaknya habitat
karena pengembangan pantai, penangkapan telur penyu untuk makanan,
tersangkut alat penangkap ikan. Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah
Brasil merancang program konservasi penyu laut. Program konservasi ini
merupakan kajian lintas disiplin ilmu. Artinya dalam pelaksanaan program
ini, menggunakan berbagai pendekatan bidang. Konservasi penyu laut ini,
di awali dengan harus mengetahui habitat. Untuk mengetahui habitat
penyu ini, tidaklah mudah karena harus menyusur sepanjang garis pantai
Brasil. Tahun 1980 pemerintah menetapkan program konservasi penyu
laut, dengan menamakannya “TAMAR”. Untuk mempelancar jalannya program
ini, banyak melibatkan berbagai kalangan, akademisi dan penduduk lokal.
Data awal berupa habitat penyu laut di sepanjang garis pantai Brasil,
sangatlah berkontribusi bagi program konsevasi penyu ini. Hal ini dapat
diketahui dari pada tahun 1986 penyu laut ditetapkan sebagai hewan yang
dilindungi, serta mendorong pembentukan dua cagar biologi dan taman
nasional laut guna untuk melindungi telur-telur penyu. Keuntungan proyek
TAMAR, tidak hanya dinikmati oleh penyu laut saja tapi juga penduduk
lokal karena sebagian besar pegawai dari proyek ini adalah penduduk
lokal setempat. Pegawai proyek ini mendapat gaji dari pemerintah dan
industri pariswisata, sehingga kemudian mereka menjadi pembela utam bagi
penyu laut.
Dari contoh di atas menggambarkan betapa pentingya biologi konservasi.
Karena biologi konservasi merupakan ilmu terapan yang berasal dari
multidisiplin ilmu mengenai pengelolaan sumber daya alam. Ilmu
kehutanan, pertanian, perikanan, dan pengelolaan satwa liar, masuk dalam
biologi konservasi. Bahkan ilmu-ilmu sosial ikut andil dalam biologi
konservasi, misalnya; antropologi,sosiologi dan geografi. Dalam
penerapanya biologi konservasi memilki tugas merespon, mengelola,
keanekargaman hayati di bumi dan bahkan mengembalikan yang telah hilang.
Tolok ukur dari suksesnya biologi konservasi adalah ketika yakin dapat
menyatakan suatu spesies dan komunitas biologi telah terlindungi dan
dapat pulih kembali sesuai lintas disiplin ilmu biologi konservasi.
Agar biologi konservasi dapat berjalan sesuai dengan tujuan, maka perlu
adanya acuan dalam menerapakan biologi konservasi. Acuan ini di rangkum
dalam sebuah prinsip-prinsip etika biologi konservasi. Prinsip-prinsip
tersebut antara lain:
1. Keanekaragaman spesies dan komunitas harus dilindungi
2. Kepunahan spesies dan populasi terlalu cepat harus di hindari
3. Kompleksitas ekologi harus di pelihara
4. Evolusi harus berlanjut
5. Keanekaragaman hayati memiliki nilai intrinsik
Today Deal $50 Off : https://goo.gl/efW8Ef
Today Deal $50 Off : https://goo.gl/efW8Ef
Kemajuan zaman yang di
iringi dengan semakin berkembang dengan pesat ilmu pengetahuan dan
teknologi, pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat. Menuntut
pemerintah dan semua elemen masyarakat untuk cerdas dalam merespon hal
ini. Dalam merespon dan menanggapi pertumbuhan penduduk yang tidak
terkendalikan pemerintah membuat kebijakan “pembangunan berkelanjutan”.
Namun sering kali kurang tepat dalam menafsirkan “pembangunan
berkelanjutan”. Pembangunan berkelanjutan seringkali di tafsirkan
pembangunan secara konvensional. Artinya, pembangunan sebagai usaha
ekploitasi sumber daya alam menghasilkan output produk sebesar-besarnya
dengan biaya semininal mungkin. Tolok ukur keberhasilan pembangunan
adalah naiknya produk domestik. Semakin banyak sumber daya alam terolah
semakin menaikkan produk.
Kebijakan di atas tentunya tidak lain untuk kepentingan manusia. Proses
pembangunan berkelanjutan yang salah tafsir ini di laksanakan dalam
sistem ekonomi pasar. Artinya jika suatu barang dalam pasar punya
“harga” maka barang ini di anggap punya nilai kegunaan sebesar harga
yang di berikan. Sebaliknya bila suatu barang tidak punya harga dalam
pasar, maka barang itu tidak punya nilai kegunaan.
Dengan demikian konsekuensinya, barang yang tidak punya harga dalam
pasar di anggap tidak punya nilai kegunaan. Sebagai contoh udara yang
kita hirup, suhu bumi yang nyaman, angin yang berhembus, sinar matahari,
air sungai yang mengalir, gelombang luat yang mengempas, curah hujan
yang turun, musim hujan kemarau yan silih berganti, kiauan burung,
auaman harimau dan lain-lain, tidak punya harga dalam pasar sehingga di
anggap tidak punya nilai kegunaan.
Sistem pembangunan yang di laksanakan dalam ekonomi pasar mangakibatkan
pola pembangunan yang merusak alam. Contohnya, tiga dasa warsa terakhir
Indonesia sangat tergantung dengan SDA yang melimpah misalnya minyak
bumi, batubara, tenabaga, emas dan lain-lain. Sementara itu, di atas
permukaan bumi pembabatan hutan alam terjadi terus-menerus. Sehingga
mengakibatkan spesies habitat alami mengalami kepunahan, dan mengancam
kepunahan keankaragaman hayati apalagi di perparah dengan peningkatan
populasi manusia dan pola konsumsinya.
Untuk menahan laju kepunahan keanekargaman hayati akibat ulah manusia
perlu adanya upaya pengelolaan yang berkesinambungan. Salah satunya
dengan pendekatan Biologi konservasi. Biologi konservasi adalah ilmu
lintas disiplin yang di kembangkan untuk menghadapi tantangan demi
melindungi spesies dan ekosistem. Untuk itu Biologi Konservasi
bertujuan:
1. Menyelediki dampak manusia terhadap keberadaan dan kelangsungan
hidup spesies, komunitas dan ekosistem
2. Mengembangkan pendekatan praktis untuk mencegah kepunahan
spesies, menjaga, variasi genetik dalam spesies serta melindungi dan
memperbaiki komunitas biologi dan fungsi ekosistem terkait.
3. Mempelajari dan mendokumentasikan seluruh aspek keanekaragaman
hayati di bumi.
A. Proyek TAMAR
Salah satu contoh, pendekatan biologi konservasi yang sudah berhasil di
lakukan adalah studi kasus penyu laut di Brasil. Berawal dari
kegelisahan penurunan populasi penyu laut mencapai 1 % dari jumlah
semula. Penurunan ini disebabkan oleh berbagai faktor, rusaknya habitat
karena pengembangan pantai, penangkapan telur penyu untuk makanan,
tersangkut alat penangkap ikan. Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah
Brasil merancang program konservasi penyu laut. Program konservasi ini
merupakan kajian lintas disiplin ilmu. Artinya dalam pelaksanaan program
ini, menggunakan berbagai pendekatan bidang. Konservasi penyu laut ini,
di awali dengan harus mengetahui habitat. Untuk mengetahui habitat
penyu ini, tidaklah mudah karena harus menyusur sepanjang garis pantai
Brasil. Tahun 1980 pemerintah menetapkan program konservasi penyu
laut, dengan menamakannya “TAMAR”. Untuk mempelancar jalannya program
ini, banyak melibatkan berbagai kalangan, akademisi dan penduduk lokal.
Data awal berupa habitat penyu laut di sepanjang garis pantai Brasil,
sangatlah berkontribusi bagi program konsevasi penyu ini. Hal ini dapat
diketahui dari pada tahun 1986 penyu laut ditetapkan sebagai hewan yang
dilindungi, serta mendorong pembentukan dua cagar biologi dan taman
nasional laut guna untuk melindungi telur-telur penyu. Keuntungan proyek
TAMAR, tidak hanya dinikmati oleh penyu laut saja tapi juga penduduk
lokal karena sebagian besar pegawai dari proyek ini adalah penduduk
lokal setempat. Pegawai proyek ini mendapat gaji dari pemerintah dan
industri pariswisata, sehingga kemudian mereka menjadi pembela utam bagi
penyu laut.
Dari contoh di atas menggambarkan betapa pentingya biologi konservasi.
Karena biologi konservasi merupakan ilmu terapan yang berasal dari
multidisiplin ilmu mengenai pengelolaan sumber daya alam. Ilmu
kehutanan, pertanian, perikanan, dan pengelolaan satwa liar, masuk dalam
biologi konservasi. Bahkan ilmu-ilmu sosial ikut andil dalam biologi
konservasi, misalnya; antropologi,sosiologi dan geografi. Dalam
penerapanya biologi konservasi memilki tugas merespon, mengelola,
keanekargaman hayati di bumi dan bahkan mengembalikan yang telah hilang.
Tolok ukur dari suksesnya biologi konservasi adalah ketika yakin dapat
menyatakan suatu spesies dan komunitas biologi telah terlindungi dan
dapat pulih kembali sesuai lintas disiplin ilmu biologi konservasi.
Agar biologi konservasi dapat berjalan sesuai dengan tujuan, maka perlu
adanya acuan dalam menerapakan biologi konservasi. Acuan ini di rangkum
dalam sebuah prinsip-prinsip etika biologi konservasi. Prinsip-prinsip
tersebut antara lain:
1. Keanekaragaman spesies dan komunitas harus dilindungi
2. Kepunahan spesies dan populasi terlalu cepat harus di hindari
3. Kompleksitas ekologi harus di pelihara
4. Evolusi harus berlanjut
5. Keanekaragaman hayati memiliki nilai intrinsik
Today Deal $50 Off : https://goo.gl/efW8Ef
Today Deal $50 Off : https://goo.gl/efW8Ef
Kemajuan zaman yang di
iringi dengan semakin berkembang dengan pesat ilmu pengetahuan dan
teknologi, pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat. Menuntut
pemerintah dan semua elemen masyarakat untuk cerdas dalam merespon hal
ini. Dalam merespon dan menanggapi pertumbuhan penduduk yang tidak
terkendalikan pemerintah membuat kebijakan “pembangunan berkelanjutan”.
Namun sering kali kurang tepat dalam menafsirkan “pembangunan
berkelanjutan”. Pembangunan berkelanjutan seringkali di tafsirkan
pembangunan secara konvensional. Artinya, pembangunan sebagai usaha
ekploitasi sumber daya alam menghasilkan output produk sebesar-besarnya
dengan biaya semininal mungkin. Tolok ukur keberhasilan pembangunan
adalah naiknya produk domestik. Semakin banyak sumber daya alam terolah
semakin menaikkan produk.
Kebijakan di atas tentunya tidak lain untuk kepentingan manusia. Proses
pembangunan berkelanjutan yang salah tafsir ini di laksanakan dalam
sistem ekonomi pasar. Artinya jika suatu barang dalam pasar punya
“harga” maka barang ini di anggap punya nilai kegunaan sebesar harga
yang di berikan. Sebaliknya bila suatu barang tidak punya harga dalam
pasar, maka barang itu tidak punya nilai kegunaan.
Dengan demikian konsekuensinya, barang yang tidak punya harga dalam
pasar di anggap tidak punya nilai kegunaan. Sebagai contoh udara yang
kita hirup, suhu bumi yang nyaman, angin yang berhembus, sinar matahari,
air sungai yang mengalir, gelombang luat yang mengempas, curah hujan
yang turun, musim hujan kemarau yan silih berganti, kiauan burung,
auaman harimau dan lain-lain, tidak punya harga dalam pasar sehingga di
anggap tidak punya nilai kegunaan.
Sistem pembangunan yang di laksanakan dalam ekonomi pasar mangakibatkan
pola pembangunan yang merusak alam. Contohnya, tiga dasa warsa terakhir
Indonesia sangat tergantung dengan SDA yang melimpah misalnya minyak
bumi, batubara, tenabaga, emas dan lain-lain. Sementara itu, di atas
permukaan bumi pembabatan hutan alam terjadi terus-menerus. Sehingga
mengakibatkan spesies habitat alami mengalami kepunahan, dan mengancam
kepunahan keankaragaman hayati apalagi di perparah dengan peningkatan
populasi manusia dan pola konsumsinya.
Untuk menahan laju kepunahan keanekargaman hayati akibat ulah manusia
perlu adanya upaya pengelolaan yang berkesinambungan. Salah satunya
dengan pendekatan Biologi konservasi. Biologi konservasi adalah ilmu
lintas disiplin yang di kembangkan untuk menghadapi tantangan demi
melindungi spesies dan ekosistem. Untuk itu Biologi Konservasi
bertujuan:
1. Menyelediki dampak manusia terhadap keberadaan dan kelangsungan
hidup spesies, komunitas dan ekosistem
2. Mengembangkan pendekatan praktis untuk mencegah kepunahan
spesies, menjaga, variasi genetik dalam spesies serta melindungi dan
memperbaiki komunitas biologi dan fungsi ekosistem terkait.
3. Mempelajari dan mendokumentasikan seluruh aspek keanekaragaman
hayati di bumi.
A. Proyek TAMAR
Salah satu contoh, pendekatan biologi konservasi yang sudah berhasil di
lakukan adalah studi kasus penyu laut di Brasil. Berawal dari
kegelisahan penurunan populasi penyu laut mencapai 1 % dari jumlah
semula. Penurunan ini disebabkan oleh berbagai faktor, rusaknya habitat
karena pengembangan pantai, penangkapan telur penyu untuk makanan,
tersangkut alat penangkap ikan. Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah
Brasil merancang program konservasi penyu laut. Program konservasi ini
merupakan kajian lintas disiplin ilmu. Artinya dalam pelaksanaan program
ini, menggunakan berbagai pendekatan bidang. Konservasi penyu laut ini,
di awali dengan harus mengetahui habitat. Untuk mengetahui habitat
penyu ini, tidaklah mudah karena harus menyusur sepanjang garis pantai
Brasil. Tahun 1980 pemerintah menetapkan program konservasi penyu
laut, dengan menamakannya “TAMAR”. Untuk mempelancar jalannya program
ini, banyak melibatkan berbagai kalangan, akademisi dan penduduk lokal.
Data awal berupa habitat penyu laut di sepanjang garis pantai Brasil,
sangatlah berkontribusi bagi program konsevasi penyu ini. Hal ini dapat
diketahui dari pada tahun 1986 penyu laut ditetapkan sebagai hewan yang
dilindungi, serta mendorong pembentukan dua cagar biologi dan taman
nasional laut guna untuk melindungi telur-telur penyu. Keuntungan proyek
TAMAR, tidak hanya dinikmati oleh penyu laut saja tapi juga penduduk
lokal karena sebagian besar pegawai dari proyek ini adalah penduduk
lokal setempat. Pegawai proyek ini mendapat gaji dari pemerintah dan
industri pariswisata, sehingga kemudian mereka menjadi pembela utam bagi
penyu laut.
Dari contoh di atas menggambarkan betapa pentingya biologi konservasi.
Karena biologi konservasi merupakan ilmu terapan yang berasal dari
multidisiplin ilmu mengenai pengelolaan sumber daya alam. Ilmu
kehutanan, pertanian, perikanan, dan pengelolaan satwa liar, masuk dalam
biologi konservasi. Bahkan ilmu-ilmu sosial ikut andil dalam biologi
konservasi, misalnya; antropologi,sosiologi dan geografi. Dalam
penerapanya biologi konservasi memilki tugas merespon, mengelola,
keanekargaman hayati di bumi dan bahkan mengembalikan yang telah hilang.
Tolok ukur dari suksesnya biologi konservasi adalah ketika yakin dapat
menyatakan suatu spesies dan komunitas biologi telah terlindungi dan
dapat pulih kembali sesuai lintas disiplin ilmu biologi konservasi.
Agar biologi konservasi dapat berjalan sesuai dengan tujuan, maka perlu
adanya acuan dalam menerapakan biologi konservasi. Acuan ini di rangkum
dalam sebuah prinsip-prinsip etika biologi konservasi. Prinsip-prinsip
tersebut antara lain:
1. Keanekaragaman spesies dan komunitas harus dilindungi
2. Kepunahan spesies dan populasi terlalu cepat harus di hindari
3. Kompleksitas ekologi harus di pelihara
4. Evolusi harus berlanjut
5. Keanekaragaman hayati memiliki nilai intrinsik
Today Deal $50 Off : https://goo.gl/efW8Ef
Today Deal $50 Off : https://goo.gl/efW8Ef