Biologi Konservasi adalah Ilmu yang Berorientasi Pada Kelansungan Mahluk Hidup

Tags

Biologi konservasi mempelajari pelestarian, perlindungan, dan pemulihan lingkungan alam, ekosistem alam, vegetasi, dan margasatwa.


http://amirakostader.blogspot.co.id/2017/01/biologi-konservasi-adalah-ilmu-yang.html

Biologi konservasi adalah sebuah studi mengenai alam dan status dari keanekaragaman hayati bumi dengan tujuan melindungi spesies, habitat, dan ekosistem hewan dan tumbuhan dari laju kepunahan dan erosi interaksi biotik. Biologi konservasi merupakan sebuah subjek interdisipliner yang mengacu pada ilmu alam dan ilmu sosial, dan praktik manajemen sumber daya alam.
Kemajuan zaman yang di iringi dengan semakin berkembang dengan pesat ilmu pengetahuan dan teknologi, pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat. Menuntut pemerintah dan semua elemen masyarakat untuk cerdas dalam merespon hal ini. Dalam merespon dan menanggapi pertumbuhan penduduk yang tidak terkendalikan pemerintah membuat kebijakan “pembangunan berkelanjutan”. Namun sering kali kurang tepat dalam menafsirkan “pembangunan berkelanjutan”. Pembangunan berkelanjutan seringkali di tafsirkan pembangunan secara konvensional. Artinya, pembangunan sebagai usaha ekploitasi sumber daya alam menghasilkan output produk sebesar-besarnya dengan biaya semininal mungkin. Tolok ukur keberhasilan pembangunan adalah naiknya produk domestik. Semakin banyak sumber daya alam terolah semakin menaikkan produk. Kebijakan di atas tentunya tidak lain untuk kepentingan manusia. Proses pembangunan berkelanjutan yang salah tafsir ini di laksanakan dalam sistem ekonomi pasar. Artinya jika suatu barang dalam pasar punya “harga” maka barang ini di anggap punya nilai kegunaan sebesar harga yang di berikan. Sebaliknya bila suatu barang tidak punya harga dalam pasar, maka barang itu tidak punya nilai kegunaan. Dengan demikian konsekuensinya, barang yang tidak punya harga dalam pasar di anggap tidak punya nilai kegunaan. Sebagai contoh udara yang kita hirup, suhu bumi yang nyaman, angin yang berhembus, sinar matahari, air sungai yang mengalir, gelombang luat yang mengempas, curah hujan yang turun, musim hujan kemarau yan silih berganti, kiauan burung, auaman harimau dan lain-lain, tidak punya harga dalam pasar sehingga di anggap tidak punya nilai kegunaan. Sistem pembangunan yang di laksanakan dalam ekonomi pasar mangakibatkan pola pembangunan yang merusak alam. Contohnya, tiga dasa warsa terakhir Indonesia sangat tergantung dengan SDA yang melimpah misalnya minyak bumi, batubara, tenabaga, emas dan lain-lain. Sementara itu, di atas permukaan bumi pembabatan hutan alam terjadi terus-menerus. Sehingga mengakibatkan spesies habitat alami mengalami kepunahan, dan mengancam kepunahan keankaragaman hayati apalagi di perparah dengan peningkatan populasi manusia dan pola konsumsinya. Untuk menahan laju kepunahan keanekargaman hayati akibat ulah manusia perlu adanya upaya pengelolaan yang berkesinambungan. Salah satunya dengan pendekatan Biologi konservasi. Biologi konservasi adalah ilmu lintas disiplin yang di kembangkan untuk menghadapi tantangan demi melindungi spesies dan ekosistem. Untuk itu Biologi Konservasi bertujuan: 1. Menyelediki dampak manusia terhadap keberadaan dan kelangsungan hidup spesies, komunitas dan ekosistem 2. Mengembangkan pendekatan praktis untuk mencegah kepunahan spesies, menjaga, variasi genetik dalam spesies serta melindungi dan memperbaiki komunitas biologi dan fungsi ekosistem terkait. 3. Mempelajari dan mendokumentasikan seluruh aspek keanekaragaman hayati di bumi. A. Proyek TAMAR Salah satu contoh, pendekatan biologi konservasi yang sudah berhasil di lakukan adalah studi kasus penyu laut di Brasil. Berawal dari kegelisahan penurunan populasi penyu laut mencapai 1 % dari jumlah semula. Penurunan ini disebabkan oleh berbagai faktor, rusaknya habitat karena pengembangan pantai, penangkapan telur penyu untuk makanan, tersangkut alat penangkap ikan. Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah Brasil merancang program konservasi penyu laut. Program konservasi ini merupakan kajian lintas disiplin ilmu. Artinya dalam pelaksanaan program ini, menggunakan berbagai pendekatan bidang. Konservasi penyu laut ini, di awali dengan harus mengetahui habitat. Untuk mengetahui habitat penyu ini, tidaklah mudah karena harus menyusur sepanjang garis pantai Brasil. Tahun 1980 pemerintah menetapkan program konservasi penyu laut, dengan menamakannya “TAMAR”. Untuk mempelancar jalannya program ini, banyak melibatkan berbagai kalangan, akademisi dan penduduk lokal. Data awal berupa habitat penyu laut di sepanjang garis pantai Brasil, sangatlah berkontribusi bagi program konsevasi penyu ini. Hal ini dapat diketahui dari pada tahun 1986 penyu laut ditetapkan sebagai hewan yang dilindungi, serta mendorong pembentukan dua cagar biologi dan taman nasional laut guna untuk melindungi telur-telur penyu. Keuntungan proyek TAMAR, tidak hanya dinikmati oleh penyu laut saja tapi juga penduduk lokal karena sebagian besar pegawai dari proyek ini adalah penduduk lokal setempat. Pegawai proyek ini mendapat gaji dari pemerintah dan industri pariswisata, sehingga kemudian mereka menjadi pembela utam bagi penyu laut. Dari contoh di atas menggambarkan betapa pentingya biologi konservasi. Karena biologi konservasi merupakan ilmu terapan yang berasal dari multidisiplin ilmu mengenai pengelolaan sumber daya alam. Ilmu kehutanan, pertanian, perikanan, dan pengelolaan satwa liar, masuk dalam biologi konservasi. Bahkan ilmu-ilmu sosial ikut andil dalam biologi konservasi, misalnya; antropologi,sosiologi dan geografi. Dalam penerapanya biologi konservasi memilki tugas merespon, mengelola, keanekargaman hayati di bumi dan bahkan mengembalikan yang telah hilang. Tolok ukur dari suksesnya biologi konservasi adalah ketika yakin dapat menyatakan suatu spesies dan komunitas biologi telah terlindungi dan dapat pulih kembali sesuai lintas disiplin ilmu biologi konservasi. Agar biologi konservasi dapat berjalan sesuai dengan tujuan, maka perlu adanya acuan dalam menerapakan biologi konservasi. Acuan ini di rangkum dalam sebuah prinsip-prinsip etika biologi konservasi. Prinsip-prinsip tersebut antara lain: 1. Keanekaragaman spesies dan komunitas harus dilindungi 2. Kepunahan spesies dan populasi terlalu cepat harus di hindari 3. Kompleksitas ekologi harus di pelihara 4. Evolusi harus berlanjut 5. Keanekaragaman hayati memiliki nilai intrinsik

Today Deal $50 Off : https://goo.gl/efW8Ef


Kemajuan zaman yang di iringi dengan semakin berkembang dengan pesat ilmu pengetahuan dan teknologi, pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat. Menuntut pemerintah dan semua elemen masyarakat untuk cerdas dalam merespon hal ini. Dalam merespon dan menanggapi pertumbuhan penduduk yang tidak terkendalikan pemerintah membuat kebijakan “pembangunan berkelanjutan”. Namun sering kali kurang tepat dalam menafsirkan “pembangunan berkelanjutan”. Pembangunan berkelanjutan seringkali di tafsirkan pembangunan secara konvensional. Artinya, pembangunan sebagai usaha ekploitasi sumber daya alam menghasilkan output produk sebesar-besarnya dengan biaya semininal mungkin. Tolok ukur keberhasilan pembangunan adalah naiknya produk domestik. Semakin banyak sumber daya alam terolah semakin menaikkan produk.

Kebijakan di atas tentunya tidak lain untuk kepentingan manusia. Proses pembangunan berkelanjutan yang salah tafsir ini di laksanakan dalam sistem ekonomi pasar. Artinya jika suatu barang dalam pasar punya “harga” maka barang ini di anggap punya nilai kegunaan sebesar harga yang di berikan. Sebaliknya bila suatu barang tidak punya harga dalam pasar, maka barang itu tidak punya nilai kegunaan.

Dengan demikian konsekuensinya, barang yang tidak punya harga dalam pasar di anggap tidak punya nilai kegunaan. Sebagai contoh udara yang kita hirup, suhu bumi yang nyaman, angin yang berhembus, sinar matahari, air sungai yang mengalir, gelombang luat yang mengempas, curah hujan yang turun, musim hujan kemarau yan silih berganti, kiauan burung, auaman harimau dan lain-lain, tidak punya harga dalam pasar sehingga di anggap tidak punya nilai kegunaan.

Sistem pembangunan yang di laksanakan dalam ekonomi pasar mangakibatkan pola pembangunan yang merusak alam. Contohnya, tiga dasa warsa terakhir Indonesia sangat tergantung dengan SDA yang melimpah misalnya minyak bumi, batubara, tenabaga, emas dan lain-lain. Sementara itu, di atas permukaan bumi pembabatan hutan alam terjadi terus-menerus. Sehingga mengakibatkan spesies habitat alami mengalami kepunahan, dan mengancam kepunahan keankaragaman hayati apalagi di perparah dengan peningkatan populasi manusia dan pola konsumsinya.

Untuk menahan laju kepunahan keanekargaman hayati akibat ulah manusia perlu adanya upaya pengelolaan yang berkesinambungan. Salah satunya dengan pendekatanBiologi konservasi. Biologi konservasi adalah ilmu lintas disiplin yang di kembangkan untuk menghadapi tantangan demi melindungi spesies dan ekosistem. Untuk itu Biologi Konservasi bertujuan:

  • Menyelediki dampak manusia terhadap keberadaan dan kelangsungan hidup spesies, komunitas dan ekosistem
  • Mengembangkan pendekatan praktis untuk mencegah kepunahan spesies, menjaga, variasi genetik dalam spesies serta melindungi dan memperbaiki komunitas biologi dan fungsi ekosistem terkait.
  • Mempelajari dan mendokumentasikan seluruh aspek keanekaragaman hayati di bumi.

Proyek TAMAR

Salah satu contoh, pendekatan biologi konservasi yang sudah berhasil di lakukan adalah studi kasus penyu laut di Brasil. Berawal dari kegelisahan penurunan populasi penyu laut mencapai 1 % dari jumlah semula. Penurunan ini disebabkan oleh berbagai faktor, rusaknya habitat karena pengembangan pantai, penangkapan telur penyu untuk makanan, tersangkut alat penangkap ikan. Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah Brasil merancang program konservasi penyu laut. 

Program konservasi ini merupakan kajian lintas disiplin ilmu. Artinya dalam pelaksanaan program ini, menggunakan berbagai pendekatan bidang. Konservasi penyu laut ini, di awali dengan harus mengetahui habitat. Untuk mengetahui habitat penyu ini, tidaklah mudah karena harus menyusur sepanjang garis pantai Brasil. Tahun 1980 pemerintah menetapkan program konservasi penyu laut, dengan menamakannya “TAMAR”. Untuk mempelancar jalannya program ini, banyak melibatkan berbagai kalangan, akademisi dan penduduk lokal.

Data awal berupa habitat penyu laut di sepanjang garis pantai Brasil, sangatlah berkontribusi bagi program konsevasi penyu ini. Hal ini dapat diketahui dari pada tahun 1986 penyu laut ditetapkan sebagai hewan yang dilindungi, serta mendorong pembentukan dua cagar biologi dan taman nasional laut guna untuk melindungi telur-telur penyu. Keuntungan proyek TAMAR, tidak hanya dinikmati oleh penyu laut saja tapi juga penduduk lokal karena sebagian besar pegawai dari proyek ini adalah penduduk lokal setempat. Pegawai proyek ini mendapat gaji dari pemerintah dan industri pariswisata, sehingga kemudian mereka menjadi pembela utam bagi penyu laut.

Dari contoh di atas menggambarkan betapa pentingya biologi konservasi. Karena biologi konservasi merupakan ilmu terapan yang berasal dari multidisiplin ilmu mengenai pengelolaan sumber daya alam. Ilmu kehutanan, pertanian, perikanan, dan pengelolaan satwa liar, masuk dalam biologi konservasi. Bahkan ilmu-ilmu sosial ikut andil dalam biologi konservasi, misalnya; antropologi,sosiologi dan geografi. Dalam penerapanya biologi konservasi memilki tugas merespon, mengelola, keanekargaman hayati di bumi dan bahkan mengembalikan yang telah hilang. Tolok ukur dari suksesnya biologi konservasi adalah ketika yakin dapat menyatakan suatu spesies dan komunitas biologi telah terlindungi dan dapat pulih kembali sesuai lintas disiplin ilmu biologi konservasi.

Agar biologi konservasi dapat berjalan sesuai dengan tujuan, maka perlu adanya acuan dalam menerapakan biologi konservasi. Acuan ini di rangkum dalam sebuah prinsip-prinsip etika biologi konservasi. Prinsip-prinsip tersebut antara lain :
 
1. Keanekaragaman spesies dan komunitas harus dilindungi
2. Kepunahan spesies dan populasi terlalu cepat harus di hindari
3. Kompleksitas ekologi harus di pelihara
4. Evolusi harus berlanjut
5. Keanekaragaman hayati memiliki nilai intrinsik


Terima kasih atas kunjungan anda di LingkaranDunia, serta membaca artikel yang berjudul BBiologi Konservasi adalah Ilmu yang Berorientasi Pada Kelansungan Mahluk Hidup, Semoga artikel ini bermanfaat buat anda, dan silahkan di bagikan keteman-teman agar orang juga tau.



Daftar Bacaan Biologi

Kemajuan zaman yang di iringi dengan semakin berkembang dengan pesat ilmu pengetahuan dan teknologi, pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat. Menuntut pemerintah dan semua elemen masyarakat untuk cerdas dalam merespon hal ini. Dalam merespon dan menanggapi pertumbuhan penduduk yang tidak terkendalikan pemerintah membuat kebijakan “pembangunan berkelanjutan”. Namun sering kali kurang tepat dalam menafsirkan “pembangunan berkelanjutan”. Pembangunan berkelanjutan seringkali di tafsirkan pembangunan secara konvensional. Artinya, pembangunan sebagai usaha ekploitasi sumber daya alam menghasilkan output produk sebesar-besarnya dengan biaya semininal mungkin. Tolok ukur keberhasilan pembangunan adalah naiknya produk domestik. Semakin banyak sumber daya alam terolah semakin menaikkan produk. Kebijakan di atas tentunya tidak lain untuk kepentingan manusia. Proses pembangunan berkelanjutan yang salah tafsir ini di laksanakan dalam sistem ekonomi pasar. Artinya jika suatu barang dalam pasar punya “harga” maka barang ini di anggap punya nilai kegunaan sebesar harga yang di berikan. Sebaliknya bila suatu barang tidak punya harga dalam pasar, maka barang itu tidak punya nilai kegunaan. Dengan demikian konsekuensinya, barang yang tidak punya harga dalam pasar di anggap tidak punya nilai kegunaan. Sebagai contoh udara yang kita hirup, suhu bumi yang nyaman, angin yang berhembus, sinar matahari, air sungai yang mengalir, gelombang luat yang mengempas, curah hujan yang turun, musim hujan kemarau yan silih berganti, kiauan burung, auaman harimau dan lain-lain, tidak punya harga dalam pasar sehingga di anggap tidak punya nilai kegunaan. Sistem pembangunan yang di laksanakan dalam ekonomi pasar mangakibatkan pola pembangunan yang merusak alam. Contohnya, tiga dasa warsa terakhir Indonesia sangat tergantung dengan SDA yang melimpah misalnya minyak bumi, batubara, tenabaga, emas dan lain-lain. Sementara itu, di atas permukaan bumi pembabatan hutan alam terjadi terus-menerus. Sehingga mengakibatkan spesies habitat alami mengalami kepunahan, dan mengancam kepunahan keankaragaman hayati apalagi di perparah dengan peningkatan populasi manusia dan pola konsumsinya. Untuk menahan laju kepunahan keanekargaman hayati akibat ulah manusia perlu adanya upaya pengelolaan yang berkesinambungan. Salah satunya dengan pendekatan Biologi konservasi. Biologi konservasi adalah ilmu lintas disiplin yang di kembangkan untuk menghadapi tantangan demi melindungi spesies dan ekosistem. Untuk itu Biologi Konservasi bertujuan: 1. Menyelediki dampak manusia terhadap keberadaan dan kelangsungan hidup spesies, komunitas dan ekosistem 2. Mengembangkan pendekatan praktis untuk mencegah kepunahan spesies, menjaga, variasi genetik dalam spesies serta melindungi dan memperbaiki komunitas biologi dan fungsi ekosistem terkait. 3. Mempelajari dan mendokumentasikan seluruh aspek keanekaragaman hayati di bumi. A. Proyek TAMAR Salah satu contoh, pendekatan biologi konservasi yang sudah berhasil di lakukan adalah studi kasus penyu laut di Brasil. Berawal dari kegelisahan penurunan populasi penyu laut mencapai 1 % dari jumlah semula. Penurunan ini disebabkan oleh berbagai faktor, rusaknya habitat karena pengembangan pantai, penangkapan telur penyu untuk makanan, tersangkut alat penangkap ikan. Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah Brasil merancang program konservasi penyu laut. Program konservasi ini merupakan kajian lintas disiplin ilmu. Artinya dalam pelaksanaan program ini, menggunakan berbagai pendekatan bidang. Konservasi penyu laut ini, di awali dengan harus mengetahui habitat. Untuk mengetahui habitat penyu ini, tidaklah mudah karena harus menyusur sepanjang garis pantai Brasil. Tahun 1980 pemerintah menetapkan program konservasi penyu laut, dengan menamakannya “TAMAR”. Untuk mempelancar jalannya program ini, banyak melibatkan berbagai kalangan, akademisi dan penduduk lokal. Data awal berupa habitat penyu laut di sepanjang garis pantai Brasil, sangatlah berkontribusi bagi program konsevasi penyu ini. Hal ini dapat diketahui dari pada tahun 1986 penyu laut ditetapkan sebagai hewan yang dilindungi, serta mendorong pembentukan dua cagar biologi dan taman nasional laut guna untuk melindungi telur-telur penyu. Keuntungan proyek TAMAR, tidak hanya dinikmati oleh penyu laut saja tapi juga penduduk lokal karena sebagian besar pegawai dari proyek ini adalah penduduk lokal setempat. Pegawai proyek ini mendapat gaji dari pemerintah dan industri pariswisata, sehingga kemudian mereka menjadi pembela utam bagi penyu laut. Dari contoh di atas menggambarkan betapa pentingya biologi konservasi. Karena biologi konservasi merupakan ilmu terapan yang berasal dari multidisiplin ilmu mengenai pengelolaan sumber daya alam. Ilmu kehutanan, pertanian, perikanan, dan pengelolaan satwa liar, masuk dalam biologi konservasi. Bahkan ilmu-ilmu sosial ikut andil dalam biologi konservasi, misalnya; antropologi,sosiologi dan geografi. Dalam penerapanya biologi konservasi memilki tugas merespon, mengelola, keanekargaman hayati di bumi dan bahkan mengembalikan yang telah hilang. Tolok ukur dari suksesnya biologi konservasi adalah ketika yakin dapat menyatakan suatu spesies dan komunitas biologi telah terlindungi dan dapat pulih kembali sesuai lintas disiplin ilmu biologi konservasi. Agar biologi konservasi dapat berjalan sesuai dengan tujuan, maka perlu adanya acuan dalam menerapakan biologi konservasi. Acuan ini di rangkum dalam sebuah prinsip-prinsip etika biologi konservasi. Prinsip-prinsip tersebut antara lain: 1. Keanekaragaman spesies dan komunitas harus dilindungi 2. Kepunahan spesies dan populasi terlalu cepat harus di hindari 3. Kompleksitas ekologi harus di pelihara 4. Evolusi harus berlanjut 5. Keanekaragaman hayati memiliki nilai intrinsik

Today Deal $50 Off : https://goo.gl/efW8Ef
Kemajuan zaman yang di iringi dengan semakin berkembang dengan pesat ilmu pengetahuan dan teknologi, pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat. Menuntut pemerintah dan semua elemen masyarakat untuk cerdas dalam merespon hal ini. Dalam merespon dan menanggapi pertumbuhan penduduk yang tidak terkendalikan pemerintah membuat kebijakan “pembangunan berkelanjutan”. Namun sering kali kurang tepat dalam menafsirkan “pembangunan berkelanjutan”. Pembangunan berkelanjutan seringkali di tafsirkan pembangunan secara konvensional. Artinya, pembangunan sebagai usaha ekploitasi sumber daya alam menghasilkan output produk sebesar-besarnya dengan biaya semininal mungkin. Tolok ukur keberhasilan pembangunan adalah naiknya produk domestik. Semakin banyak sumber daya alam terolah semakin menaikkan produk. Kebijakan di atas tentunya tidak lain untuk kepentingan manusia. Proses pembangunan berkelanjutan yang salah tafsir ini di laksanakan dalam sistem ekonomi pasar. Artinya jika suatu barang dalam pasar punya “harga” maka barang ini di anggap punya nilai kegunaan sebesar harga yang di berikan. Sebaliknya bila suatu barang tidak punya harga dalam pasar, maka barang itu tidak punya nilai kegunaan. Dengan demikian konsekuensinya, barang yang tidak punya harga dalam pasar di anggap tidak punya nilai kegunaan. Sebagai contoh udara yang kita hirup, suhu bumi yang nyaman, angin yang berhembus, sinar matahari, air sungai yang mengalir, gelombang luat yang mengempas, curah hujan yang turun, musim hujan kemarau yan silih berganti, kiauan burung, auaman harimau dan lain-lain, tidak punya harga dalam pasar sehingga di anggap tidak punya nilai kegunaan. Sistem pembangunan yang di laksanakan dalam ekonomi pasar mangakibatkan pola pembangunan yang merusak alam. Contohnya, tiga dasa warsa terakhir Indonesia sangat tergantung dengan SDA yang melimpah misalnya minyak bumi, batubara, tenabaga, emas dan lain-lain. Sementara itu, di atas permukaan bumi pembabatan hutan alam terjadi terus-menerus. Sehingga mengakibatkan spesies habitat alami mengalami kepunahan, dan mengancam kepunahan keankaragaman hayati apalagi di perparah dengan peningkatan populasi manusia dan pola konsumsinya. Untuk menahan laju kepunahan keanekargaman hayati akibat ulah manusia perlu adanya upaya pengelolaan yang berkesinambungan. Salah satunya dengan pendekatan Biologi konservasi. Biologi konservasi adalah ilmu lintas disiplin yang di kembangkan untuk menghadapi tantangan demi melindungi spesies dan ekosistem. Untuk itu Biologi Konservasi bertujuan: 1. Menyelediki dampak manusia terhadap keberadaan dan kelangsungan hidup spesies, komunitas dan ekosistem 2. Mengembangkan pendekatan praktis untuk mencegah kepunahan spesies, menjaga, variasi genetik dalam spesies serta melindungi dan memperbaiki komunitas biologi dan fungsi ekosistem terkait. 3. Mempelajari dan mendokumentasikan seluruh aspek keanekaragaman hayati di bumi. A. Proyek TAMAR Salah satu contoh, pendekatan biologi konservasi yang sudah berhasil di lakukan adalah studi kasus penyu laut di Brasil. Berawal dari kegelisahan penurunan populasi penyu laut mencapai 1 % dari jumlah semula. Penurunan ini disebabkan oleh berbagai faktor, rusaknya habitat karena pengembangan pantai, penangkapan telur penyu untuk makanan, tersangkut alat penangkap ikan. Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah Brasil merancang program konservasi penyu laut. Program konservasi ini merupakan kajian lintas disiplin ilmu. Artinya dalam pelaksanaan program ini, menggunakan berbagai pendekatan bidang. Konservasi penyu laut ini, di awali dengan harus mengetahui habitat. Untuk mengetahui habitat penyu ini, tidaklah mudah karena harus menyusur sepanjang garis pantai Brasil. Tahun 1980 pemerintah menetapkan program konservasi penyu laut, dengan menamakannya “TAMAR”. Untuk mempelancar jalannya program ini, banyak melibatkan berbagai kalangan, akademisi dan penduduk lokal. Data awal berupa habitat penyu laut di sepanjang garis pantai Brasil, sangatlah berkontribusi bagi program konsevasi penyu ini. Hal ini dapat diketahui dari pada tahun 1986 penyu laut ditetapkan sebagai hewan yang dilindungi, serta mendorong pembentukan dua cagar biologi dan taman nasional laut guna untuk melindungi telur-telur penyu. Keuntungan proyek TAMAR, tidak hanya dinikmati oleh penyu laut saja tapi juga penduduk lokal karena sebagian besar pegawai dari proyek ini adalah penduduk lokal setempat. Pegawai proyek ini mendapat gaji dari pemerintah dan industri pariswisata, sehingga kemudian mereka menjadi pembela utam bagi penyu laut. Dari contoh di atas menggambarkan betapa pentingya biologi konservasi. Karena biologi konservasi merupakan ilmu terapan yang berasal dari multidisiplin ilmu mengenai pengelolaan sumber daya alam. Ilmu kehutanan, pertanian, perikanan, dan pengelolaan satwa liar, masuk dalam biologi konservasi. Bahkan ilmu-ilmu sosial ikut andil dalam biologi konservasi, misalnya; antropologi,sosiologi dan geografi. Dalam penerapanya biologi konservasi memilki tugas merespon, mengelola, keanekargaman hayati di bumi dan bahkan mengembalikan yang telah hilang. Tolok ukur dari suksesnya biologi konservasi adalah ketika yakin dapat menyatakan suatu spesies dan komunitas biologi telah terlindungi dan dapat pulih kembali sesuai lintas disiplin ilmu biologi konservasi. Agar biologi konservasi dapat berjalan sesuai dengan tujuan, maka perlu adanya acuan dalam menerapakan biologi konservasi. Acuan ini di rangkum dalam sebuah prinsip-prinsip etika biologi konservasi. Prinsip-prinsip tersebut antara lain: 1. Keanekaragaman spesies dan komunitas harus dilindungi 2. Kepunahan spesies dan populasi terlalu cepat harus di hindari 3. Kompleksitas ekologi harus di pelihara 4. Evolusi harus berlanjut 5. Keanekaragaman hayati memiliki nilai intrinsik

Today Deal $50 Off : https://goo.gl/efW8Ef
Kemajuan zaman yang di iringi dengan semakin berkembang dengan pesat ilmu pengetahuan dan teknologi, pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat. Menuntut pemerintah dan semua elemen masyarakat untuk cerdas dalam merespon hal ini. Dalam merespon dan menanggapi pertumbuhan penduduk yang tidak terkendalikan pemerintah membuat kebijakan “pembangunan berkelanjutan”. Namun sering kali kurang tepat dalam menafsirkan “pembangunan berkelanjutan”. Pembangunan berkelanjutan seringkali di tafsirkan pembangunan secara konvensional. Artinya, pembangunan sebagai usaha ekploitasi sumber daya alam menghasilkan output produk sebesar-besarnya dengan biaya semininal mungkin. Tolok ukur keberhasilan pembangunan adalah naiknya produk domestik. Semakin banyak sumber daya alam terolah semakin menaikkan produk. Kebijakan di atas tentunya tidak lain untuk kepentingan manusia. Proses pembangunan berkelanjutan yang salah tafsir ini di laksanakan dalam sistem ekonomi pasar. Artinya jika suatu barang dalam pasar punya “harga” maka barang ini di anggap punya nilai kegunaan sebesar harga yang di berikan. Sebaliknya bila suatu barang tidak punya harga dalam pasar, maka barang itu tidak punya nilai kegunaan. Dengan demikian konsekuensinya, barang yang tidak punya harga dalam pasar di anggap tidak punya nilai kegunaan. Sebagai contoh udara yang kita hirup, suhu bumi yang nyaman, angin yang berhembus, sinar matahari, air sungai yang mengalir, gelombang luat yang mengempas, curah hujan yang turun, musim hujan kemarau yan silih berganti, kiauan burung, auaman harimau dan lain-lain, tidak punya harga dalam pasar sehingga di anggap tidak punya nilai kegunaan. Sistem pembangunan yang di laksanakan dalam ekonomi pasar mangakibatkan pola pembangunan yang merusak alam. Contohnya, tiga dasa warsa terakhir Indonesia sangat tergantung dengan SDA yang melimpah misalnya minyak bumi, batubara, tenabaga, emas dan lain-lain. Sementara itu, di atas permukaan bumi pembabatan hutan alam terjadi terus-menerus. Sehingga mengakibatkan spesies habitat alami mengalami kepunahan, dan mengancam kepunahan keankaragaman hayati apalagi di perparah dengan peningkatan populasi manusia dan pola konsumsinya. Untuk menahan laju kepunahan keanekargaman hayati akibat ulah manusia perlu adanya upaya pengelolaan yang berkesinambungan. Salah satunya dengan pendekatan Biologi konservasi. Biologi konservasi adalah ilmu lintas disiplin yang di kembangkan untuk menghadapi tantangan demi melindungi spesies dan ekosistem. Untuk itu Biologi Konservasi bertujuan: 1. Menyelediki dampak manusia terhadap keberadaan dan kelangsungan hidup spesies, komunitas dan ekosistem 2. Mengembangkan pendekatan praktis untuk mencegah kepunahan spesies, menjaga, variasi genetik dalam spesies serta melindungi dan memperbaiki komunitas biologi dan fungsi ekosistem terkait. 3. Mempelajari dan mendokumentasikan seluruh aspek keanekaragaman hayati di bumi. A. Proyek TAMAR Salah satu contoh, pendekatan biologi konservasi yang sudah berhasil di lakukan adalah studi kasus penyu laut di Brasil. Berawal dari kegelisahan penurunan populasi penyu laut mencapai 1 % dari jumlah semula. Penurunan ini disebabkan oleh berbagai faktor, rusaknya habitat karena pengembangan pantai, penangkapan telur penyu untuk makanan, tersangkut alat penangkap ikan. Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah Brasil merancang program konservasi penyu laut. Program konservasi ini merupakan kajian lintas disiplin ilmu. Artinya dalam pelaksanaan program ini, menggunakan berbagai pendekatan bidang. Konservasi penyu laut ini, di awali dengan harus mengetahui habitat. Untuk mengetahui habitat penyu ini, tidaklah mudah karena harus menyusur sepanjang garis pantai Brasil. Tahun 1980 pemerintah menetapkan program konservasi penyu laut, dengan menamakannya “TAMAR”. Untuk mempelancar jalannya program ini, banyak melibatkan berbagai kalangan, akademisi dan penduduk lokal. Data awal berupa habitat penyu laut di sepanjang garis pantai Brasil, sangatlah berkontribusi bagi program konsevasi penyu ini. Hal ini dapat diketahui dari pada tahun 1986 penyu laut ditetapkan sebagai hewan yang dilindungi, serta mendorong pembentukan dua cagar biologi dan taman nasional laut guna untuk melindungi telur-telur penyu. Keuntungan proyek TAMAR, tidak hanya dinikmati oleh penyu laut saja tapi juga penduduk lokal karena sebagian besar pegawai dari proyek ini adalah penduduk lokal setempat. Pegawai proyek ini mendapat gaji dari pemerintah dan industri pariswisata, sehingga kemudian mereka menjadi pembela utam bagi penyu laut. Dari contoh di atas menggambarkan betapa pentingya biologi konservasi. Karena biologi konservasi merupakan ilmu terapan yang berasal dari multidisiplin ilmu mengenai pengelolaan sumber daya alam. Ilmu kehutanan, pertanian, perikanan, dan pengelolaan satwa liar, masuk dalam biologi konservasi. Bahkan ilmu-ilmu sosial ikut andil dalam biologi konservasi, misalnya; antropologi,sosiologi dan geografi. Dalam penerapanya biologi konservasi memilki tugas merespon, mengelola, keanekargaman hayati di bumi dan bahkan mengembalikan yang telah hilang. Tolok ukur dari suksesnya biologi konservasi adalah ketika yakin dapat menyatakan suatu spesies dan komunitas biologi telah terlindungi dan dapat pulih kembali sesuai lintas disiplin ilmu biologi konservasi. Agar biologi konservasi dapat berjalan sesuai dengan tujuan, maka perlu adanya acuan dalam menerapakan biologi konservasi. Acuan ini di rangkum dalam sebuah prinsip-prinsip etika biologi konservasi. Prinsip-prinsip tersebut antara lain: 1. Keanekaragaman spesies dan komunitas harus dilindungi 2. Kepunahan spesies dan populasi terlalu cepat harus di hindari 3. Kompleksitas ekologi harus di pelihara 4. Evolusi harus berlanjut 5. Keanekaragaman hayati memiliki nilai intrinsik

Today Deal $50 Off : https://goo.gl/efW8Ef
Kemajuan zaman yang di iringi dengan semakin berkembang dengan pesat ilmu pengetahuan dan teknologi, pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat. Menuntut pemerintah dan semua elemen masyarakat untuk cerdas dalam merespon hal ini. Dalam merespon dan menanggapi pertumbuhan penduduk yang tidak terkendalikan pemerintah membuat kebijakan “pembangunan berkelanjutan”. Namun sering kali kurang tepat dalam menafsirkan “pembangunan berkelanjutan”. Pembangunan berkelanjutan seringkali di tafsirkan pembangunan secara konvensional. Artinya, pembangunan sebagai usaha ekploitasi sumber daya alam menghasilkan output produk sebesar-besarnya dengan biaya semininal mungkin. Tolok ukur keberhasilan pembangunan adalah naiknya produk domestik. Semakin banyak sumber daya alam terolah semakin menaikkan produk. Kebijakan di atas tentunya tidak lain untuk kepentingan manusia. Proses pembangunan berkelanjutan yang salah tafsir ini di laksanakan dalam sistem ekonomi pasar. Artinya jika suatu barang dalam pasar punya “harga” maka barang ini di anggap punya nilai kegunaan sebesar harga yang di berikan. Sebaliknya bila suatu barang tidak punya harga dalam pasar, maka barang itu tidak punya nilai kegunaan. Dengan demikian konsekuensinya, barang yang tidak punya harga dalam pasar di anggap tidak punya nilai kegunaan. Sebagai contoh udara yang kita hirup, suhu bumi yang nyaman, angin yang berhembus, sinar matahari, air sungai yang mengalir, gelombang luat yang mengempas, curah hujan yang turun, musim hujan kemarau yan silih berganti, kiauan burung, auaman harimau dan lain-lain, tidak punya harga dalam pasar sehingga di anggap tidak punya nilai kegunaan. Sistem pembangunan yang di laksanakan dalam ekonomi pasar mangakibatkan pola pembangunan yang merusak alam. Contohnya, tiga dasa warsa terakhir Indonesia sangat tergantung dengan SDA yang melimpah misalnya minyak bumi, batubara, tenabaga, emas dan lain-lain. Sementara itu, di atas permukaan bumi pembabatan hutan alam terjadi terus-menerus. Sehingga mengakibatkan spesies habitat alami mengalami kepunahan, dan mengancam kepunahan keankaragaman hayati apalagi di perparah dengan peningkatan populasi manusia dan pola konsumsinya. Untuk menahan laju kepunahan keanekargaman hayati akibat ulah manusia perlu adanya upaya pengelolaan yang berkesinambungan. Salah satunya dengan pendekatan Biologi konservasi. Biologi konservasi adalah ilmu lintas disiplin yang di kembangkan untuk menghadapi tantangan demi melindungi spesies dan ekosistem. Untuk itu Biologi Konservasi bertujuan: 1. Menyelediki dampak manusia terhadap keberadaan dan kelangsungan hidup spesies, komunitas dan ekosistem 2. Mengembangkan pendekatan praktis untuk mencegah kepunahan spesies, menjaga, variasi genetik dalam spesies serta melindungi dan memperbaiki komunitas biologi dan fungsi ekosistem terkait. 3. Mempelajari dan mendokumentasikan seluruh aspek keanekaragaman hayati di bumi. A. Proyek TAMAR Salah satu contoh, pendekatan biologi konservasi yang sudah berhasil di lakukan adalah studi kasus penyu laut di Brasil. Berawal dari kegelisahan penurunan populasi penyu laut mencapai 1 % dari jumlah semula. Penurunan ini disebabkan oleh berbagai faktor, rusaknya habitat karena pengembangan pantai, penangkapan telur penyu untuk makanan, tersangkut alat penangkap ikan. Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah Brasil merancang program konservasi penyu laut. Program konservasi ini merupakan kajian lintas disiplin ilmu. Artinya dalam pelaksanaan program ini, menggunakan berbagai pendekatan bidang. Konservasi penyu laut ini, di awali dengan harus mengetahui habitat. Untuk mengetahui habitat penyu ini, tidaklah mudah karena harus menyusur sepanjang garis pantai Brasil. Tahun 1980 pemerintah menetapkan program konservasi penyu laut, dengan menamakannya “TAMAR”. Untuk mempelancar jalannya program ini, banyak melibatkan berbagai kalangan, akademisi dan penduduk lokal. Data awal berupa habitat penyu laut di sepanjang garis pantai Brasil, sangatlah berkontribusi bagi program konsevasi penyu ini. Hal ini dapat diketahui dari pada tahun 1986 penyu laut ditetapkan sebagai hewan yang dilindungi, serta mendorong pembentukan dua cagar biologi dan taman nasional laut guna untuk melindungi telur-telur penyu. Keuntungan proyek TAMAR, tidak hanya dinikmati oleh penyu laut saja tapi juga penduduk lokal karena sebagian besar pegawai dari proyek ini adalah penduduk lokal setempat. Pegawai proyek ini mendapat gaji dari pemerintah dan industri pariswisata, sehingga kemudian mereka menjadi pembela utam bagi penyu laut. Dari contoh di atas menggambarkan betapa pentingya biologi konservasi. Karena biologi konservasi merupakan ilmu terapan yang berasal dari multidisiplin ilmu mengenai pengelolaan sumber daya alam. Ilmu kehutanan, pertanian, perikanan, dan pengelolaan satwa liar, masuk dalam biologi konservasi. Bahkan ilmu-ilmu sosial ikut andil dalam biologi konservasi, misalnya; antropologi,sosiologi dan geografi. Dalam penerapanya biologi konservasi memilki tugas merespon, mengelola, keanekargaman hayati di bumi dan bahkan mengembalikan yang telah hilang. Tolok ukur dari suksesnya biologi konservasi adalah ketika yakin dapat menyatakan suatu spesies dan komunitas biologi telah terlindungi dan dapat pulih kembali sesuai lintas disiplin ilmu biologi konservasi. Agar biologi konservasi dapat berjalan sesuai dengan tujuan, maka perlu adanya acuan dalam menerapakan biologi konservasi. Acuan ini di rangkum dalam sebuah prinsip-prinsip etika biologi konservasi. Prinsip-prinsip tersebut antara lain: 1. Keanekaragaman spesies dan komunitas harus dilindungi 2. Kepunahan spesies dan populasi terlalu cepat harus di hindari 3. Kompleksitas ekologi harus di pelihara 4. Evolusi harus berlanjut 5. Keanekaragaman hayati memiliki nilai intrinsik

Today Deal $50 Off : https://goo.gl/efW8Ef
Kemajuan zaman yang di iringi dengan semakin berkembang dengan pesat ilmu pengetahuan dan teknologi, pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat. Menuntut pemerintah dan semua elemen masyarakat untuk cerdas dalam merespon hal ini. Dalam merespon dan menanggapi pertumbuhan penduduk yang tidak terkendalikan pemerintah membuat kebijakan “pembangunan berkelanjutan”. Namun sering kali kurang tepat dalam menafsirkan “pembangunan berkelanjutan”. Pembangunan berkelanjutan seringkali di tafsirkan pembangunan secara konvensional. Artinya, pembangunan sebagai usaha ekploitasi sumber daya alam menghasilkan output produk sebesar-besarnya dengan biaya semininal mungkin. Tolok ukur keberhasilan pembangunan adalah naiknya produk domestik. Semakin banyak sumber daya alam terolah semakin menaikkan produk. Kebijakan di atas tentunya tidak lain untuk kepentingan manusia. Proses pembangunan berkelanjutan yang salah tafsir ini di laksanakan dalam sistem ekonomi pasar. Artinya jika suatu barang dalam pasar punya “harga” maka barang ini di anggap punya nilai kegunaan sebesar harga yang di berikan. Sebaliknya bila suatu barang tidak punya harga dalam pasar, maka barang itu tidak punya nilai kegunaan. Dengan demikian konsekuensinya, barang yang tidak punya harga dalam pasar di anggap tidak punya nilai kegunaan. Sebagai contoh udara yang kita hirup, suhu bumi yang nyaman, angin yang berhembus, sinar matahari, air sungai yang mengalir, gelombang luat yang mengempas, curah hujan yang turun, musim hujan kemarau yan silih berganti, kiauan burung, auaman harimau dan lain-lain, tidak punya harga dalam pasar sehingga di anggap tidak punya nilai kegunaan. Sistem pembangunan yang di laksanakan dalam ekonomi pasar mangakibatkan pola pembangunan yang merusak alam. Contohnya, tiga dasa warsa terakhir Indonesia sangat tergantung dengan SDA yang melimpah misalnya minyak bumi, batubara, tenabaga, emas dan lain-lain. Sementara itu, di atas permukaan bumi pembabatan hutan alam terjadi terus-menerus. Sehingga mengakibatkan spesies habitat alami mengalami kepunahan, dan mengancam kepunahan keankaragaman hayati apalagi di perparah dengan peningkatan populasi manusia dan pola konsumsinya. Untuk menahan laju kepunahan keanekargaman hayati akibat ulah manusia perlu adanya upaya pengelolaan yang berkesinambungan. Salah satunya dengan pendekatan Biologi konservasi. Biologi konservasi adalah ilmu lintas disiplin yang di kembangkan untuk menghadapi tantangan demi melindungi spesies dan ekosistem. Untuk itu Biologi Konservasi bertujuan: 1. Menyelediki dampak manusia terhadap keberadaan dan kelangsungan hidup spesies, komunitas dan ekosistem 2. Mengembangkan pendekatan praktis untuk mencegah kepunahan spesies, menjaga, variasi genetik dalam spesies serta melindungi dan memperbaiki komunitas biologi dan fungsi ekosistem terkait. 3. Mempelajari dan mendokumentasikan seluruh aspek keanekaragaman hayati di bumi. A. Proyek TAMAR Salah satu contoh, pendekatan biologi konservasi yang sudah berhasil di lakukan adalah studi kasus penyu laut di Brasil. Berawal dari kegelisahan penurunan populasi penyu laut mencapai 1 % dari jumlah semula. Penurunan ini disebabkan oleh berbagai faktor, rusaknya habitat karena pengembangan pantai, penangkapan telur penyu untuk makanan, tersangkut alat penangkap ikan. Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah Brasil merancang program konservasi penyu laut. Program konservasi ini merupakan kajian lintas disiplin ilmu. Artinya dalam pelaksanaan program ini, menggunakan berbagai pendekatan bidang. Konservasi penyu laut ini, di awali dengan harus mengetahui habitat. Untuk mengetahui habitat penyu ini, tidaklah mudah karena harus menyusur sepanjang garis pantai Brasil. Tahun 1980 pemerintah menetapkan program konservasi penyu laut, dengan menamakannya “TAMAR”. Untuk mempelancar jalannya program ini, banyak melibatkan berbagai kalangan, akademisi dan penduduk lokal. Data awal berupa habitat penyu laut di sepanjang garis pantai Brasil, sangatlah berkontribusi bagi program konsevasi penyu ini. Hal ini dapat diketahui dari pada tahun 1986 penyu laut ditetapkan sebagai hewan yang dilindungi, serta mendorong pembentukan dua cagar biologi dan taman nasional laut guna untuk melindungi telur-telur penyu. Keuntungan proyek TAMAR, tidak hanya dinikmati oleh penyu laut saja tapi juga penduduk lokal karena sebagian besar pegawai dari proyek ini adalah penduduk lokal setempat. Pegawai proyek ini mendapat gaji dari pemerintah dan industri pariswisata, sehingga kemudian mereka menjadi pembela utam bagi penyu laut. Dari contoh di atas menggambarkan betapa pentingya biologi konservasi. Karena biologi konservasi merupakan ilmu terapan yang berasal dari multidisiplin ilmu mengenai pengelolaan sumber daya alam. Ilmu kehutanan, pertanian, perikanan, dan pengelolaan satwa liar, masuk dalam biologi konservasi. Bahkan ilmu-ilmu sosial ikut andil dalam biologi konservasi, misalnya; antropologi,sosiologi dan geografi. Dalam penerapanya biologi konservasi memilki tugas merespon, mengelola, keanekargaman hayati di bumi dan bahkan mengembalikan yang telah hilang. Tolok ukur dari suksesnya biologi konservasi adalah ketika yakin dapat menyatakan suatu spesies dan komunitas biologi telah terlindungi dan dapat pulih kembali sesuai lintas disiplin ilmu biologi konservasi. Agar biologi konservasi dapat berjalan sesuai dengan tujuan, maka perlu adanya acuan dalam menerapakan biologi konservasi. Acuan ini di rangkum dalam sebuah prinsip-prinsip etika biologi konservasi. Prinsip-prinsip tersebut antara lain: 1. Keanekaragaman spesies dan komunitas harus dilindungi 2. Kepunahan spesies dan populasi terlalu cepat harus di hindari 3. Kompleksitas ekologi harus di pelihara 4. Evolusi harus berlanjut 5. Keanekaragaman hayati memiliki nilai intrinsik

Today Deal $50 Off : https://goo.gl/efW8Ef

Comments
0 Comments