Memanfaatkan Air Sebagai Energi Terbarukan
Pengertian Energi Terbarukan.
Secara sederhana, Pengertian Energi Terbarukan sebagai energi yang
dapat diperoleh ulang (terbarukan) seperti sinar matahari dan angin.
Sumber energi terbarukan adalah sumber energi ramah lingkungan yang
tidak mencemari lingkungan dan tidak memberikan kontribusi terhadap
perubahan iklim dan pemanasan global seperti pada sumber-sumber
tradisional lain. Ini adalah alasan utama mengapa energi terbarukan
sangat terkait dengan masalah lingkungan dan ekologi di mata banyak
orang.
LIHAT JUGA: Manfaat Baterai Bagi Pengembangan PLTS dan PLTB (Energi Terbarukan)
Sebenarnya ada banyak alasan untuk memilih energi terbarukan
dibandingkan bahan bakar fosil, tetapi kita tidak boleh lupa bahwa
energi terbarukan masih belum siap untuk sepenuhnya menggantikan bahan
bakar fosil. Di tahun-tahun mendatang hal itu pasti terjadi, tetapi
tidak untuk sekarang. Hal yang paling penting untuk dilakukan sekarang
adalah mengembangkan teknologi yang berbeda bagi energi terbarukan guna
memastikan bahwa saat datangnya hari dimana bahan bakar fosil habis,
dunia tidak perlu khawatir dan energi terbarukan sudah siap untuk
menggantikannya.
Energi Terbarukan BrLP
Perusahaan Brilliant Light Power (BrLP) (CEO: Dr. Randell L. Mills) membuktikan adanya proses elektrolisis plasma terhadap bahan bakar padat berbasis air, SF-CIHT (Solid Fuel - Catalyst Induced Hydrino Transition). Sementara, peneliti lain mengusulkan agar nama CIHT diganti dengan nama ECHO (Electricity from Collapsing Hydrogen Orbits).
Generator memompa serbuk katalis terhidrasi (basah) bergerak ke serial
putaran 2 elektroda, sehingga ketika 2 elektroda dialiri listrik, air
dalam serbuk meledak dalam bentuk kilatan cahaya yang memiliki spektrum sama dengan matahari dengan intensitas 50.000x intensitas cahaya matahari di muka bumi.
Setelah
serbuk itu meledak, serbuk tsb didaur-ulang, dan dihidrasi-ulang,
kemudian dikembalikan ke sistem agar meledak kembali. Hal itu berarti
sistem hanya mengkonsumsi air saja, dan tidak menghasilkan polusi yang
dijamin selama 25 tahun. Selanjutnya, cahaya tsb diubah langsung menjadi
tenaga listrik (10MWe) via sel surya
fotovoltaik komersial, (berupa panel datar bahan semikonduktor berefek
fotovoltaik termasuk lensa, kaca, dan kabel optik fiber), yang
disiapkan oleh perusahaan mitra, SunCell. Generator tsb cukup kecil sehingga dapat dipasang di dalam ruang mesin mobil.
Alat seukuran 1 ft2 (929cm2) (seperti gambar atas) adalah demo PLTHidrino yang menghasilkan energi listrik 10MWe (25MWoptik) dengan spek sbb: Komposisi BB: serbuk hidrat Ti, Cu, atau Ag + ZnCl2 atau MgCl2; Tekanan terhadap BB:100-200lb/cm2; Laju massa BB: 5kg/detik; Laju volum BB: 1.000cm3/detik; Konsumsi BB air: 9cc/detik (33liter/jam); Frekuensi Daur: 2000Hz; Arus pijar: 20.000-30.000Amp; Tegangan: 4,5-8V; Daya Input Puncak Sistem: 90-240kW; COP ~1000; dll. Proses BlackLight menghasilkan energi 200kali
lebih besar dibandingkan dengan pembakaran hidrogen, sehingga energi
yang dibangkitkan itu dapat menggantikan PLTN / PLTU batubara / minyak /
gas. Bila sel elektroda Ni diganti logam molebdinum (Mo), maka COP
yang diperoleh meningkat ~2.400.
BB
SF-CIHT menggunakan bahan murah, melimpah, tak-beracun, dan dapat
diproduksi dalam jumlah besar. Biaya sel SF-CIHT diproyeksikan hanya
sekitar 10-100USD/kW; Biaya instalasi PLTHydrino sekitar 1/54 PLTN; LCE/Levelized Cost of Electricity <1 sen USD/kWh, sedangkan nuklir fissi uranium 12sen USD / kWh. Sebelumnya, tahun 2008, BLP membuat purwarupa PLTHydrino 50kW yang siap dikomersialkan, dan Rowan Univ. berhasil mereplikasi proses BLP untuk 1 kW dan 50kW.
Proses elektrolisis plasma itu dibangkitkan oleh satu sel elektrolisis plasma (2 elektroda: Katoda NiO, Anoda Ni, elektrolit berupa garam eutektik molten LiOH-LiBr, dan matriks MgO) sebagai sumber reaktan untuk membentuk hidrino di anoda, dengan memasukkan arus ~12.000 Amp dan tegangan 1,5V. Air dalam bentuk plasma seketika memijar sangat terang (seperti cahaya matahari) dan mengeluarkan energi sangat besar (hasil dari konversi hidrogen dari air menjadi hydrino).
Bahan
bakar secara konstan diumpankan guna mendapatkan energi sinambung.
Satu liter air dalam BB itu akan menghasilkan daya listrik >2000 MW.
Air 17 liter dapat menerangi rata-rata rumah di AS selama setahun. BLP memiliki lisensi dengan 7 utilitas (sejenis PLN) berdaya total 8250 MW (2010). Salah satunya adalah Estacado Energy Services, Inc, New Mexico.
Scale-up. Tonggak utama memasuki skala komersial, adalah melakukan scale-up ukuran elektroda dan mengembangkan plat bipolar dimana ribuan sel disusun menjadi satu sel CIHT seperti terlihat pada gambar samping.
Teknologi BLP dapat pula digunakan di angkutan darat, laut, dan udara. Satu galon (3,785 liter) air menggerakkan mobil sejauh >8050 km; atau dapat melistriki rumah sendiri, dan ribuan rumah tetangga. Berdasarkan proyeksi densitas daya SunCell dan ketersediaan bahan-bahan, generator 250 cm3
yang memiliki pengubah fotovoltaik dapat memberikan daya mobil listrik
200kW (267HP) dengan berat mesin hanya <2kg yang setara dengan 1%
berat mesin bakar untuk daya yang sama. Banyak kalangan yang
kepentingannya terganggu menghadang pengembangan teknologi ini.
E-Cat
E-cat, A. Rossi |
Andrea Rossi (Italia) (dengan teknologi E-Cat) melakukan Percobaan LENR dengan memanfaatkan reaksi nuklir antara gas hidrogen dengan serbuk Ni. Ia langsung mengarah ke pemanfaatan komersial (berdaya 1 MW, tetapi masih banyak masalah) yang menggunakan serbuk nano nikel 55% untuk menyerap gas hidrogen, serbuk besi 39% guna memecah gas H2 menjadi H1, dan litium aluminium hidrida (LiAlH4) 6% sebagai sumber gas hidrogen dan katalis.
Beberapa peneliti masih terus mencari kondisi optimal, agar teknologi
ini menjadi ekonomis dan dapat dikembangkan untuk memroduksi panas / uap
air / listrik.
Pada percobaan Rossi, tidak ada bahan radioaktif yang terlibat, dan radiasi gamma atau netron yang terdeteksi selama uji berlangsung hanya sebatas cacah latar. COP yang diperoleh sekitar 3,2-3,6 (Rossi menyinggung dalam paten AS miliknya No. US 2014/0326711 A1, hal.15, tertgl 6 Nov 2014, yang disebut E-cat temperatur tinggi, Hot-Cat, bahwa Rossi mendapatkan COP ~11, tetapi banyak peneliti menyangsikan hasil ini). Harga BB (LiAlH4 dan serbuk nano Ni) yang relatif murah dan perawatan yang rendah menarik perhatian banyak pengguna energi. Tidak ada reaksi rantai atau ledakan. Ide besarnya adalah panas yang keluar digunakan untuk mendidihkan air, sehingga menjadi uap air, kemudian bila mungkin, untuk menggerakkan turbin. Idealnya, teknologi ini dapat mengganti PLTN uranium yang menggunakan berkas elemen bakar, dan desainer dapat menghitung duty cycle dengan cara mengganti reaktor (cartridge) per tahunnya, dengan biaya BB (LiAlH4 dan serbuk nano Ni) dan biaya limbah yang rendah.
CECR (Brillouin's Controlled Electron Capture Reaction)
Teknologi LENR lainnya yang masuk skala komersial, adalah CECR, Brillouin Energy (Brillouin "Hot Tube" Boiler) disebut pula Brillouin New Hydrogen Bioler (NHB), Boiler Kering, atau Brillouin Energy's Hydrogen Hot Tube (HHT) yang ditemukan oleh R Godes, sedang dikomersialkan oleh Brillouin Energy Corp. of Berkeley, CA, AS (BEC). Ia mampu memanaskan sistem hingga 500-700 oC berdasarkan pemanfaatan gas hidrogen tekanan tinggi ke teras reaktor yang tentu saja cocok menjadi PLTU. BEC berharap biaya untuk menghasilkan energi sekitar 1 sen US$ per kWh tanpa emisi apapun.
Teknologi ini memanfaatkan gas hidrogen masuk ke geometri internal Ni dengan bantuan pulsa listrik. Generator pulsa elektronik menciptakan titik stres dalam logam dengan memfokuskan energi ke tempat yang sangat kecil, sehingga proton
dalam hidrogen menangkap elektron dan berubah menjadi netron (-782keV).
Pulsa-pulsa berikutnya membentuk netron baru dan netron tsb bergabung
dengan hidrogen membentuk Deuterium (H2: 1 proton 1 netron dalam inti)
(E= +2,2MeV).
Langkah penggabungan itu melepaskan energi. Proses terus berlangsung, Deuterium + elektron menjadi 2 netron (-3MeV); 2 netron + proton atau netron bergabung dengan Deuterium menjadi Tritium (H3: 1 proton 2 netron) (E=+6,3MeV), dan T + elektron menjadi 3 netron (-9,3MeV); 2 netron + D atau netron + Tritium membentuk Quadrium (H4: 1 proton 3 netron), yang tidak stabil, ia segera berubah menjadi Helium dengan melepaskan lebih banyak energi (E=+17,06-20,6 MeV).
Persamaan daya Brillouin: energi masuk 2,4 unit; energi keluar 24 unit. Pada CECR, Ni hanya sebagai host dan katalis, dan tidak dikonsumsi.
Teknologi Brillouin (BB & NHB) bermanfaat untuk
- Pemakaian: air panas, uap air, panas proses, PLTU
- Pemakai: pemukiman, komersial, industri, dan desalinasi air laut
- Keluaran termal: daya terendah hingga 600 W; Daya rendah 600W - 1 kW; daya menengah 1 kW - 500 kW; Daya tinggi lebih dari 500 kW (5-10 MW). PLTH (Pembangkit Listrik tenaga Hidrogen) ini sama desainnya dengan PLTU fosil atau PLTN, kecuali terasnya beda.
Satu gelas air mengandung gas hidrogen sebagai bahan bakar PLTH yang cukup memberikan
daya listrik untuk 30.000 rumah selama setahun. Sistem boiler HHT
memiliki kemampuan proses aneka pemakaian panas non fosil, termasuk
PLTU, desalinasi air laut, dll. Teknologi ikutan lainnya
yang terdorong oleh temuan teknologi ini adalah komunitas energi di
luar PLN, desalinasi, produksi hidrogen, produksi ammoniak dan pupuk,
penambangan, pelumatan, dan pemrosesan logam.
Dari sisi material, Platinum dan Palladium dihindari untuk digunakan karena harganya mahal dan sulit dibuat. Pasangan Fe-Co dalam sistem periodik cukup dekat. Harga Fe murah (USD200/ton) bertransmutasi menjadi Co (USD 25.000/ton) yang mahal, tetapi afinitas Fe dengan hidrogen sangat rendah. Di sisi lain, penggunaan elektroda Titanium Vanadium (Ti-V) juga menarik perhatian, karena transmutasi Ti ke V dianggap menguntungkan. Harga Ti sekitar USD1.000/ton, sedangkan harga Vanadium sekitar USD50.000 /ton. Ti dapat dijenuhkan oleh hidrogen.
Rusia
Fenomena E-Cat (Rossi) direplikasi oleh Prof. A. G. Parkhomov,
peneliti Rusia. Pada tgl 25 Des 2014, ia melaporkan percobaannya
menggunakan reaktor tabung porselin dan bahan bakar yang mirip dengan
yang dilakukan oleh percobaan grup peneliti Italia-Swedia (eksperimen Lugano + E-cat milik Rossi). Filamen elektrik menginisiasi reaksi nuklir dalam tabung porselin dan proses berkelanjutan sendiri, sehingga Ni bertransmutasi menjadi isotop Cu dan isotop Ni.
Penggunaan
sel porselin itu mirip batang kelongsong nuklir yang mengeluarkan
panas dari hasil fissi, sedangkan tabung porselin mengeluarkan panas
dari reaksi nuklir serbuk nano Ni + gas hidrogen dalam tekanan tinggi.
Parkhomov melakukan percobaan menggunakan tabung porselin (panjang 20 cm) berisi 1g serbuk putih BB LiAlH4 (10%) yang dicampur dengan 10g serbuk nano Ni alam (90%) dengan cara yang sederhana.
Diagram Percobaan Parkhomov |
Ia menaikkan suhu secara perlahan (menggunakan resistor Kanthal A1 yang bekerja hingga 1400 oC), agar gas hidrogen yang dilepas oleh LiAlH4
berkesempatan diabsorp oleh serbuk nano Ni alam, sehingga reaksi nuklir
Ni dan hidrogen terjadi dan dapat menghasilkan energi lebih, dengan
tekanan masih berada di bawah tekanan tabung reaktor. Radiasi gamma /
netron yang terdeteksi hanya setingkat cacah latar. Daya masuk 300W, dan kelebihan daya diperoleh 700W, maka COP ~3,2. Kelebihan panas itu menarik perhatian dunia. Percobaan dari 1g LiAlH4 menghasilkan panas ~1889kJ,
sedangkan 1g batubara hanya menghasilkan panas 30kJ. Artinya, BB
Parkhomov itu tidak biasa, tetapi sangat berguna. Percobaan diteruskan (Maret 2015); pada suhu 1200 oC diperoleh kelebihan panas mencapai 800W (memproduksi 150mJ / 40kWh).Tiongkok
Peneliti dari China Institute of Atomic Energy juga mendapatkan kelebihan panas ~600W dengan umpan panas 780W. Serbuk BB (Ni + LiAlH4 10%) sebanyak 20g diisikan ke sel Ni yang terletak dalam ruang reaksi baja nirkarat. pemanas terbuat dari kawat nichrome
yang dililitkan ke tabung keramik, dengan arus listrik dc stabil
sebagai sumber listrik. Produksi panas anomali teramati beberapa kali.
Harga COP ~1,77.
Beberapa cara perbaikan proses perlu dikembangkan di masa depan, misalnya:
- penggunaan BB lain (selain serbuk LiAlH4 + Ni) (misalnya Ti bertransmutasi ke V) untuk mendapatkan COP yang lebih tinggi lagi. Selain itu, perlu dicari pemanasan jenis lain dari luar (misalnya, radio frequensi, elektromagnet, dll)
- perlu dicari lagi aneka macam elemen pemanasnya dan teknik pemasangannya
- Tabung reaktor (alumina, kelongsong logam, dll.)
agar input panas sekitar 300 W dapat diturunkan serendah-rendahnya.
Teknologi LENR perlu dikembangkan serius di Indonesia sebagai teknologi alternatif PLTN guna mendukung bauran energi nasional yang ramah lingkungan.
Teknologi LENR perlu dikembangkan serius di Indonesia sebagai teknologi alternatif PLTN guna mendukung bauran energi nasional yang ramah lingkungan.
Sekialah artikel Memanfaatkan Air Sebagai Energi Terbarukan, semoga bisa bermanfaat buat anda dan jangan lupa di LIKE.